Jakarta (ANTARA) - Koordinator Tim Pakar Juru Bicara Pemerintah untuk Pengangan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito mengingatkan saat ini Indonesia masih dalam masa darurat kesehatan, karenanya penyampaian aspirasi tetap harus menaati protokol kesehatan.

“Harus diingat tentang pengalaman di Indonesia tentang libur panjang, lalu ditemukan lonjakan kasus dalam satu hingga dua minggu kemudian,” kata Wiku dalam konferensi pers di media center Satgas COVID-19 di Jakarta, Kamis.

Jadi, ia mengimbau penyampaian aspirasi tetap harus betul-betul diikuti kesadaran penuh terhadap pencegahan COVID-19 dan terhadap kedaruratan kesehatan.

“Kami imbau patuhi protokol kesehatan, menjalankan 3M, memakai masker, menjaga jarak lebih dari 1,5 meter, dan sering mencuci tangan dengan sabun, atau jika tidak ada, gunakan hand sanitizer,” ujar Wiku.

Itu semua, kata dia, untuk mencegah dalam seminggu hingga dua minggu kemudian terjadi lagi lonjakan kasus baru COVID-19 di Indonesia. Karena kalau kelompok rentan tertular dampaknya akan fatal.

Sekali lagi ia meminta agar masyarakat dapat menjaga keselamatan dan kesehatan, meski harus sampai menyampaikan aspirasi, pastikan tetap mengikuti protokol kesehatan.

Dengan jumlah massa yang besar dan tidak menerapkan protokol kesehatan, Wiku mengatakan potensi munculnya klaster baru COVID-19 bisa terjadi. Sinergi masyarakat untuk menurunkan kasus infeksi SARS-CoV-2 sangat penting, tanpa itu kasus di berbagai daerah dapat meningkat.

Aksi demonstrasi gabungan setelah pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja di DPR pada Senin (5/10), terjadi di sejumlah daerah di Indonesia tanpa menerapkan protokol kesehatan. Hal tersebut yang menjadi perhatian Satgas COVID-19.
#satgascovid19 #ingatpesanibupakaimasker

Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020