Istambul (ANTARA News) - Perusahaan-perusahaan pembangkit listrik Korea Selatan dan Turki menandatangani kesepakatan pendahuluan di Istanbul Rabu, yang bertujuan membangun pembangkit listrik tenaga nuklir di Turki bagian utara.

Berdasarkan kesepakatan tersebut, perusahaan-perusahaan itu akan menyusun kerangka kerja pendahuluan dan "jika suatu landasan bersama dengan kondisi saling menguntungkan dicapai, perjanjian utama antara ke dua pemerintahan akan ditandatangani," kata Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan, sebagaimana dikutip dari AFP.

Protokol tersebut ditandatangani oleh para pejabat dari EUAS Turki dan Korea Electric Power Corp.(KEPCO), yang pada Desember memenangkan suatu kontrak membangun empat pembangkit listrik tenaga nuklir di Uni Emirat Arab sebagai bagian dari sebuah konsorsium internasional.

Turki tetap terbuka untuk berbagai proposal dari beberapa perusahaan lain jika persyaratan lebih baik ditawarkan untuk pembangkit tersebut di Sinop, di pantai utara Black Sea Turki, kata Menteri Energi Taner Yildiz.

"Jika ada perusahaan dari Amerika Serikat, Kanada, Jepang, Prancis membuat suatu proposal, kami terbuka untuk bekerja sama dengan mereka," kata Taner, seperti diungkap kantor berita Anatolia.

Turki menandatangani kesepakatan pendahuluan serupa dengan Rusia pada Januari lalu untuk pembangunan pusat pembangkit listrik tenaga nuklir di Akkuyu, di pantai Mediterrania.

"Kami ingin Turki memperoleh pembangkit listrik tenaga nuklir (dengan kapasitas) setidaknya 8.000 sampai 10.000 megawatt. Di mana, pekerjaan untuk Akuuyu dan Sinop seharusnya sudah dimulai dan berjalan secara serempak," kata Yildiz.

Kesepakatan dengan Rusia dan Korea Selatan muncul sebagai bagian dari berbagai upaya pembaharuan Turki untuk memperoleh energi atom setelah tender awal untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir pertama gagal tahun lalu.

Tender tersebut--dimenangkan oleh penawar tunggal, sebuah konsorsium yang dipimpin raksasa nuklir Rusia Atomstroyexport-- digagalkan pada November tahun lalu setelah sebuah pengadilan membatalkan berbagai bagian dari proses regulasi.

Turki merencanakan membangun tiga pembangkit listrik tenaga nuklir dengan harapan sebagai upaya pencegahan suatu kemungkinan kekurangan energi dan mengurangi ketergantungan pada pasokan dari luar tetapi proyek tersebut ditolak mentah-mentah oleh para pencinta lingkungan.

Ankara meninggalkan suatu rencana awal untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir di Akkuyu pada 2000 di tengah krisis finansial dan berbagai protes dari para pencinta lingkungan di Turki, serta di negara tetangga Yunani serta Siprus.(S004/A024)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010