Srinagar, India (ANTARA News/AFP) - Enam polisi cedera Minggu ketika orang-orang yang diduga militan separatis menyerang patroli mereka dengan granat di kota utama Kashmir India, Srinagar, kata seorang juru bicara kepolisian.

Itu merupakan serangan ketiga dalam sepuluh hari terhadap polisi di Srinagar, ajang utama perlawanan pejuang muslim terhadap kekuasaan India di wilayah Himalaya tersebut.

Dua polisi tewas dalam dua serangan sebelumnya.

Serangan Minggu itu terjadi di dekat sebuah kantor polisi di pusat kota Srinagar, kata juru bicara itu.

"Salah seorang polisi yang cedera berada dalam kondisi kritis," katanya, dengan menambahkan bahwa pengejaran dilakukan untuk "menangkap atau melenyapkan" penyerang-penyerang tersebut.

Kashmir India dilanda peningkatan kekerasan setelah masa relatif tenang beberapa bulan.

Pada Januari, pasukan komando India menyerbu sebuah hotel di Srinagar dan membunuh dua militan yang bersembunyi di ruang tamu selama hampir 24 jam setelah melempar sejumlah granat di pasar utama di kota itu. Seorang warga sipil dan seorang polisi juga tewas dalam insiden tersebut, yang berbuntut pada bentrokan-bentrokan.

Kekerasan di Kashmir turun setelah India dan Pakistan meluncurkan proses perdamaian yang bergerak lambat untuk menyelesaikan masa depan wilayah tersebut.

Perbatasan de fakto memisahkan Kashmir antara India dan Pakistan, dua negara berkekuatan nuklir yang mengklaim secara keseluruhan wilayah itu.

Dua dari tiga perang antara kedua negara itu meletus karena masalah Kashmir, satu-satunya negara bagian yang berpenduduk mayoritas muslim di India yang penduduknya beragama Hindu.

Lebih dari 47.000 orang -- warga sipil, militan dan aparat keamanan -- tewas dalam pemberontakan muslim di Kashmir India sejak akhir 1980-an.

Pejuang Kashmir menginginkan kemerdekaan wilayah itu dari India atau penggabungannya dengan Pakistan yang penduduknya beragama Islam.

New Delhi menuduh Islamabad membantu dan melatih pejuang Kashmir India. Pakistan membantah tuduhan itu namun mengakui memberikan dukungan moral dan diplomatik bagi perjuangan rakyat Kashmir untuk menentukan nasib mereka sendiri.

Serangan-serangan pada 2008 di Mumbai, ibukota finansial dan hiburan India, telah memperburuk hubungan antara India dan Pakistan.

New Delhi menghentikan dialog dengan Islamabad yang dimulai pada 2004 setelah serangan-serangan Mumbai pada November 2008 yang menewaskan lebih dari 166 orang.

India menyatakan memiliki bukti bahwa "badan-badan resmi" di Pakistan terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan serangan-serangan itu -- tampaknya menunjuk pada badan intelijen dan militer Pakistan. Islamabad membantah tuduhan tersebut.

Sejumlah pejabat India menuduh serangan itu dilakukan oleh kelompok dukungan Pakistan, Lashkar-e-Taiba, yang memerangi kekuasaan India di Kashmir dan terkenal karena serangan terhadap parlemen India pada 2001. Namun, juru bicara Lashkar membantah terlibat dalam serangan tersebut.

India mengatakan bahwa seluruh 10 orang bersenjata yang melakukan serangan itu datang dari Pakistan. New Delhi telah memberi Islamabad daftar 20 tersangka teroris dan menuntut penangkapan serta ekstradisi mereka. (M014/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010