Beijing (ANTARA) - China, di bawah tekanan besar untuk mendukung berbagai sanksi baru terhadap Iran seputar program nuklir kontroversinya, merupakan sekutu dekat Teheran, dengan kepentingan ekonomi signifikan dalam republik Islam tersebut.

Berikut beberapa fakta kunci dan angka-angka seputar hubungan perdagangan dan energi antara China dan Iran berbasis pada angka-angka pemerintah China.

Di bidang perdagangan di mana hubungan dua arah mencatat penurunan 23,3 persen dalam perdagangan tahunan menjadi 21,2 miliar dolar pada 2009, terutama disebabkan berbagai sanksi PBB terhadap Iran dan melemah-nya harga minyak internasional selama krisis finansial.

Tetapi angka perdagangan tersebut mengalami kenaikan besar dibanding 14,4 miliar dolar pada 2006.

Impor dari Iran berada pada kisaran 13,3 miliar dolar pada 2009, turun 13,3 persen dibanding 2008. Ekspor China ke Iran turun 1,6 persen menjadi 7,9 miliar pada 2009.

Sementara di bidang energi, Iran yang merupakan pemasok minyak mentah terbesar ke tiga ke China tahun lalu, setelah Arab Saudi dan Angola, dengan pengiriman mencapai 23,15 juta ton, naik 8,6 persen dan menyumbang 11,4 persen dari total impor minyak mentah China pada 2009.

Bidang investasi, China mempunyai saham besar di sektor energi di Iran. Wakil Menteri Perminyakan Iran Hossein Noqrehkar-Shirazi mengatakan tahun lalu bahwa China akan investasi 48-50 miliar dolar dalam usaha patungan minyak dan gas.

Angka tersebut naik 40 persen dari investasi ini sampai berakhirnya kontrak yang ditandatangani, menurut Petroenergy Information Network (PIN) yang didukung pemerintah.

Sinopec, pengilang terbesar Asia, pada 2007 menandatangani kontrak dengan Iran untuk pengembangan ladang minyak Yadavaran di Iran barat daya bernilai multi miliar dolar, yang diperkirakan memiliki cadangan 3,2 miliar barel minyak mentah.

Sinopec akan investasi dua miliar dolar untuk tahapan pertama proyek tersebut, yang akan mempunyai tiga tahapan secara keseluruhan, menurut laporan media China sebelumnya.

Sementara pada 2009, China National Petroleum Corp.(CNPC), produsen minyak terkemuka negara itu, memenangkan kontrak 1,76 miliar dolar untuk pengembangan awal ladang minyak North Azadegan di Iran bagian barat, para pejabat Iran mengatakan pada Januari 2009.

Produksi dari ladang tersebut diperkirakan mencapai 75.000 barel per hari dalam waktu empat tahun, kata para pejabat itu. Dalam sebuah nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani dengan Perusahaan minyak nasional Iran (CNPC-National Iranian Oil Company) menyepakati untuk meng-cover 90 persen dari estimasi biaya 2,5 miliar dolar untuk mengembangan ladang minyak South Azadegan, tulis PIN dalam laporannya pada Juli 2009 seperti dikutip AFP.

Azadegan merupakan ladang minyak terbesar yang ditemukan dalam 30 tahun terakhir dan memiliki cadangan sekitar 42 miliar barel minyak, katanya.

CNPC juga menandatangani suatu kesepakatan dengan Iran dengan nilai hampir mencapai lima miliar dolar untuk mengembangkan ladang gas South Pars dalam 11 tahapan, mengambil alih proyek dari perusahaan minyak Prancis, Total, menurut PIN.

South Pars merupakan "reservoir" gas terbesar dunia dan sahamnya dimiliki oleh Iran dan Qatar. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010