London (ANTARA News/AFP) - Harga minyak dunia merosot di bawah 80 dolar AS pada Senin, terpukul oleh jatuhnya mata uang AS dan kekhawatiran permintaan energi, serta kehati-hatian pedagang mengamati pertemuan produksi kartel OPEC akhir pekan ini.

Kontrak utama New York minyak mentah light sweet untuk pengiriman April, jatuh 1,82 dolar menjadi 79,42 dolar per barel.

Minyak mentah Brent North Sea di London untuk penyerahan April jatuh 1,77 dolar menjadi 77,62 dolar per barel.

"Minyak mentah menderita penurunan dalam perdagangan sore di tengah rebound (berbalik naik) dolar yang kuat," analis VTB Capital Andrey Kryuchenkov mengatakan kepada AFP.

"Juga, berakhirnya kontrak April di London menambah tekanan tambahan pada harga Brent bulan depan," tambahnya. Kontrak April berakhir Selasa.

Dolar melambung tinggi terhadap euro pada Senin karena pedagang bersemangat menunggu sebuah pertemuan genting para menteri keuangan zona euro yang diperkirakan akan mengatasi krisis utang Yunani, kata para analis.

Unit AS juga mendapat keuntungan didukung statusnya sebagai safe haven (tempat berlindung yang aman), karena melemahnya saham global mendorong beberapa investor untuk menjual euro yang sensitif risiko.

Sebuah penguatan greenback cenderung mengurangi permintaan minyak mentah yang dihargakan dalam dolar karena menjadi lebih mahal untuk pembeli yang menggunakan mata uang lemah.

Harga minyak pada Senin juga tertekan oleh data terbaru dari Amerika Serikat, yang merupakan negara konsumen energi terbesar dunia.

Produksi industri AS naik tipis 0,1 persen pada Februari, nyaris berhenti di tengah badai salju parah yang melumpuhkan banyak bagian kawasan dari Pantai Timur, data Federal Reserve menunjukkan Senin.

Peningkatan kecil dalam keluaran industri datang setelah revisi naik Januari 0,9 persen, naik 0,2 persentase poin dari data awal dan lebih baik daripada nol persen yang diperkirakan para analis untuk Februari.

"Harga minyak mentah jatuh ... karena penguatan dolar AS, sementara investor tetap hati-hati jelang minggu yang sibuk dalam angka ekonomi dan pertemuan OPEC di Wina," tambah analis Sucden Myrto Sokou di London.

Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) secara luas diperkirakan untuk menjaga kuota produksi resmi di 24,84 juta barel per hari pada Rabu.

Produsen terbesar kedua OPEC, Iran Senin mengatakan, kartel tidak meningkatkan produksi karena tidak ada tanda-tanda peningkatan permintaan dunia.

Menteri Minyak Masoud Mirkazemi mengatakan Iran percaya bahwa OPEC harus mempertahankan tingkat produksi saat ini karena "kami belum punya perubahan di pasar."

"Tidak ada peningkatan permintaan di pasar dan persediaan tidak menurun banyak," kata Mirkazemi kepada wartawan.

Kartel beranggotakan 12 negara itu bersama-sama pompa sekitar 40 persen dari persediaan minyak mentah dunia.

Di tempat lain pada Senin, dua bom mobil mengguncang Warri selama pembicaraan tentang amnesti mantan pejuang pemberontak, kata pejabat pemerintah.

"Harga minyak mentah mungkin mendapat dukungan dari dua ledakan yang mengejutkan di kota minyak Nigeria, Warri, pagi ini, selama diskusi amnesti di wilayah delta minyak Nigeria," tambah analis Sucden, Soukou.

Setidaknya empat gubernur negara bagian termasuk di antara beberapa ratus pejabat senior berkumpul di rumah pemerintah negara bagian Delta di selatan kota ketika bom meledak.

Ledakan memecahkan jendela, orang-orang berlari, dan para gubernur itu bergegas keluar dari ruang rapat ke mobil mereka, kata wartawan AFP. Tentara memerintahkan evakuasi dari bangunan.

Bom mengirim gumpalan besar asap ke udara, tetapi tidak segera dijelaskan apakah ada korban jiwa.

Kelompok bersenjata utama Nigeria MEND telah membatalkan sepihak gencatan senjata tiga bulan pada Januari. (A026/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010