Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Lily Wahid menuding pimpinan PKB tidak berterimakasih kepada Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi yang telah membantu parpol itu mendapat pengakuan dari pemerintah.

"Pimpinan PKB hendaknya bisa berterima kasih dan menghargai jasa orang lain yang telah memberikan bantuan," kata Lily Wahid kepada pers di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin.

Dia menjelaskan, dari pernyataan dan langkah yang dilakukan pimpinan PKB, ia menangkap kesan ada upaya menghalangi KH Hasyim Muzadi untuk terpilih ksebagai Rois Aam Dewan Syuriah PBNU pada muktamar NU di Makassar, 23-27 Maret mendatang.

Padahal, katanya, ketika PKB menghadapi konflik internal dan terbelah menjadi dua kelompok yakni PKB hasil muktamar luar biasa (MLB) di Parung Bogor dan PKB hasil MLB di Ancol Jakarta, Hasyim Muzadi berjasa membantu PKB hasil MLB Ancol mendapatkan pengakuan pemerintah.

"Dalam situasi konflik internal seperti itu, sangat sulit mendapatkan pengakuan dari pemerintah," katanya.

Ia mengingatkan pimpinan PKB hasil MLB Ancol, yakni Muhaimin Iskandar dan kawan-kawan, agar menghargai jasa orang lain.

Menurut Lily, dia bukan pengurus PBNU sehingga tak bisa menyatakan dukungan langsung kepada kandidat ketua umum dewan tanfidz maupun rois aam dewan syuriah, tapi sebagai kader NU dan wakil Ketua Majelis Syuro PKB dua mengingatkan pimpinan PKB.

Lily juga membantah pernyataan Ketua DPP PKB Marwan Ja`far bahwa NU hendaknya kembali kepada khittahnya sebagai organisasi kemasyarakatan Islam dan tidak berpolitik praktis agar tidak terdegradasi.

Lily justru menilai NU harus memiliki sayap politik untuk mengakomodasi aspirasi kaum nadliyin, tetapi tidak terjebak pada politik praktis membela kepentingan kelompok tertentu.

"Sikap politik NU adalah politik kebangsaan yang membela kemaslahatan masyarakat, bukan membela kepentingan kelompok tertentu," tandasnya. (*)

R024/AR09


Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010