London (ANTARA News/AFP) - Pembuat peraturan medis Uni Eropa (EU), Senin, mendesak pembuat obat Inggris, GlaxoSmithKline, untuk memberi keterangan, setelah menemukan jejak virus yang biasanya menyerang babi pada vaksin buat anak-anak.

DNA yang berasal dari virus tersebut --yang tak diketahui menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia-- ditemukan pada vaksin oral Rotarix, yang digunakan untuk melindungi anak-anak terhadap diare dan muntah, kata Lembaga Medis Eropa.

"Temuan itu bukan berarti ancaman kesehatan masyarakat," kata lembaga tersebut dalam satu pernyataan. Ditambahkannya, lembaga itu telah memutuskan untuk tidak melakukan tindakan apa pun pada saat ini.

"Namun, jelas bahwa DNA virus tak boleh ada pada vaksin dan sumbernya tak jelas," katanya.

Oleh karena itu, lembaga pengawas tersebut "meminta pembuat memberi keterangan lebih lanjut sebagai masalah mendesak", kata lembaga yang berpusat di London, Inggris, itu.

Para pejabat dari lembaga tersebut akan ditemani oleh timpalan mereka dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan pembuat peraturan dari Kanada serta AS guna membahas masalah itu dalam ke depan, sebelum keputusan diambil mengenai langkah apa yang akan dilakukan.

Rotarix diberikan melalui mulut kepada anak-anak yang berusia enam pekan dan lebih tua untuk mengobati infeksi rotavirus, yang mengakibatkan diare dan muntah.

Terbukti di Uni Eropa pada 2006, kendati obat itu tidak biasa menjadi bagian dari program vaksinasi anak-anak di negara anggota EU, kata pengawas medis tersebut. (C003/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010