Makassar (ANTARA News) - Jalan HM Dg Patompo Makassar bagaikan lautan manusia, ribuan peserta Muktamar NU ke-32 tumpah ruah di ruas jalan menuju Celebes convention centre (CCC) tempat pembukaan Muktamar oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Selasa.

Jalan menuju kawasan pemukiman elite dan obyek wisata pantai Losari dan Tanjung Bunga Makassar itu telah disteril petugas pengamanan sejak pukul 06.00 WITA hingga berakhirnya upacara pembukaan.

Hanya kendaraan tamu VIP dan 60 bus serta kendaraan lainnya yang mengangkut peserta dari tiga lokasi pemondokan yakni Asrama Haji Sudiang, Pondok Madinah dan Pondok Babussalam menuju tempat upacara yang melintas.

Peserta Muktamar dari 33 provinsi (wilayah) telah memadati ruang konvensi CCC berkapasitas 10.000 orang menanti kehadiran Presiden SBY beserta rombongan.

Ketatnya pengamanan di jalan masuk maupun di sekitar gedung konvensi CCC mengakibatkan ribuan peserta dari berbagai provinsi terhambat mendekat ke arena upacara pembukaan Muktamar, sehingga mereka bersitegang dengan aparat sambil menunjukan undangan dan tanda peserta, namun mereka tetap tak diizinkan masuk ruang konvensi hingga upacara selesai.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didampingi mantan Wakil Presiden HM Jusuf Kalla dan Gubernur Sulsel H Syahrul Yasin Limpo dan sejumlah menteri memasuki gedung CCC tempat upacara pembukaan Muktamar NU tepat pukul 13.00 WITA.

Menurut Sekretaris panitia lokal Muktamar NU ke-32 Makassar Amiruddin Aminullah, peserta Muktamar di Makassar lebih 10.000 orang, termasuk peninjau dari 33 wilayah, dan ada pula yang datang dari cabang maupun ranting dari berbagai daerah.

PB NU memiliki 33 pengurus wilayah (provinsi), 436 cabang, 15 cabang istimewah, 5,450 majelis wakil cabang (MWC) dan 47.125 ranting.


JK bersama peserta Muktamar

Sehari sebelum upacara pembukaan Muktamar, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengadakan jamuan makan malam bersama peserta dan sejumlah mufti dari mancanegara di kediamannya jalan Haji Bau Makassar.

Jusuf Kalla adalah salah satu tokoh pendukung penyelenggaraan Muktamar NU ke 32 di Makassar, kata Sekretaris Panitia lokal Amiruddin.

Sejumlah tokoh penting dan kiai NU hadir pada acara jamuan makan malan tersebut, mereka membaur dengan peserta dan mufti mencanegara sambil mencicipi hidangan menu makanan khas Sulsel yang disajikan tuan rumah.

Suasana kekeluargaan nampak menghiasi pertemuan, dari peserta Muktamar dan mufti dengan tuan rumah sambil menimati lezatnya hidangan menu khas Sulsel seperti sop konro, sop saudara, ikan bakar, dan coto Makassar.

Menurut Jusuf Kalla, jamuan makan ini sebagai bentuk penghormatan bagi tuan rumah kepada para peserta Muktamar yang datang dari berbagai pelosok tanah air maupun tamu dari negara sahabat.

H Kallah, ayah kandung Jusuf adalah tokoh dan pengurus teras NU Sulsel di era tahun 1960-an. Ketokohan H Kalla di organisasi Islam terbesar di dunia ini diwariskan kepada putranya Jusuf yang juga tokoh NU Sulsel, kata Amiruddin

Kondisi macet tak terelakkan di dalam kota Makassar, khususnya jalan yang dilewati peserta, usai mengikuti upacara pembukaan kembali menuju asrama haji Sudiang dan Pondok Madinah.

Ujung Jalan Perintis kemerdekaan masuk asrama haji macet total hingga satu kilometer karena jalan yang dilewati puluhan bus mengangkut peserta nyaris tak bisa bergerak akibat jalan masuk dipadati angkutan kota (petepete) dari arah berlawanan.

Karena jumlah peserta hampir dua kali lipat dari yang diperkirakan sekitar 5.000 orang, mengakibatkan asrama haji Sudiang penuh sesak, sehingga panitia terpaksa memasang sejumlah tenda di halaman gedung pondokan.

Pemkot Makassar harus pula turun tangan mengantisipasi terbatasnya persediaan air bersih di asrama haji, akibat banyaknya peserta yang mondok di arama itu.

Pihak PDAM Makassar menyatakan, pihaknya telah melakukan antisipasi dengan cara memasok air bersih untuk memenuhi kebutuhan peserta di tiga tempat penampungan yakni asrama Haji, pondok Madinah dan pondok Babussalam.

Setelah upacara pembukaan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dilanjutkan acara pokok Muktamar pada hari pertama Selasa, (23/3) berupa pengesahan dan pembahasan tata tertib Muktamar k-32 yang berlangsung pada pukul 20.00 hingga 22.00 WITA di asrama Haji Sudiang Makassar.

Data PB NU menyebutkan, Ketua Rais Aam (Pimpinan tertinggi- Syuriyah) NU dari masa ke masa masing-masing, KH Mohammad Hasyim Asy`arie (1926-1947), KH Abdul Wahab Chasbullah (1947-1971), KH Bisri Syamsuri (1972-1980), KH Muhammad Ali Maksum (1980-1984), KH Achmad Muhammad Hasan Siddiq (1984-1991), KH Ali Yafie, Pjs (1991-1992), KH Muhammad Ilyas Rukiat (1992-1999) dan KH Muhammad Ahmad Sahal Mahfudz (1999-sekarang). (S016/K004)

Oleh Oleh Syarifuddin May
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010