Jakarta, 25/3 (ANTARA) - Indonesia melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menawarkan kerjasama pengembangan teknologi pengolahan hasil perikanan yang dapat memenuhi standar food safety Amerika Serikat dalam rangka menunjang ketahanan pangan. Demikian disampaikan, Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan, Syamsul Maarif berkaitan dengan rencana kunjungan kerjanya ke Amerika Serikat 28 Maret - 3 April 2010. Syamsul yang juga menjadi Ketua Delegasi RI (Delri) ini menyatakan Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk penanganan food safety yang dapat memenuhi standar USA, artinya program kerjasama ini sangat diperlukan agar dapat mendukung upaya keamanan pangan.

     Terkait dengan hal tersebut, (KKP) selama ini terus melakukan upaya melalui pengembangan sistem rantai dingin (cold chain system) di 5 lokasi sentra pengolahan, 6 lokasi sentra produksi dan 3 lokasi Pasar Ikan Higienis; sosialisasi larangan penggunaan bahan kimia berbahaya; serta penambahan dan penyempurnaan jabatan fungsional pengawas mutu hasil perikanan. Selain itu upaya lain yang dilakukan adalah penguatan kompentensi laboratorium penguji; sosialisasi ketentuan internasional standar produk dan sistem jaminan mutu serta keamanan hasil perikanan; dan pelatihan program manajemen mutu terpadu.

     Kunjungan kerja tersebut rencananya juga akan membahas tindak lanjut kerjasama antara KKP dengan NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration) yang mengacu pada USAID Grant Agreement Nomor 497-024 antara United States of America for International Development (USAID) dengan Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat. Kerjasama tersebut difokuskan pada penguatan kapasitas dalam rangka memerangi IUU Fishing, meningkatkan Port State Measure, menguatkan kapasitas Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui berbagai pelatihan, dan memperkuat kerjasama dalam Program Mitra Bahari (Sea Grant Partnership).

     Program Mitra Bahari (Sea Grant Partnership/Sea Grant) merupakan wahana/forum utama kemitraan antara stakeholders dalam menangani isu prioritas pembangunan sektor kelautan dan perikanan antara pusat dan daerah terkait upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Adapun fokus kegiatan Program Mitra Bahari untuk mendukung pelaksanaan pembangunan bidang kelautan, pesisir dan pulau pulau kecil meliputi: (1) penataan ruang laut, pesisir dan pulau-pulau kecil, (2) pengelolaan wilayah laut dan pesisir terpadu, (3) pemberdayaan pulau-pulau kecil, (4) pengelolaan konservasi laut, dan (5) pemberdayaan masyarakat pesisir.

     Berdasarkan data perdagangan di pasar ekspor Indonesia, AS menduduki peringkat pertama mengimpor produk perikanan Indonesia, dan diikuti oleh Jepang serta Uni Eropa. Volume ekspor hasil perikanan Indonesia pada tahun 2009 sampai bulan Oktober berjumlah 155,853 ribu ton dengan nilai ekspor sebesar USD 944,4 juta yang berasal dari tiga komoditas utama ekspor yakni udang, tuna dan perikanan lainnya. Hal tersebut menunjukan bahwa AS merupakan salah satu negara yang sangat prospektif untuk tujuan ekspor hasil perikanan.

     Untuk keterangan lebih lanjut, silakan menghubungi Dr. Soen'an H. Poernomo, M.Ed, Kepala Pusat Data, Statistik, dan Informasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan, HP.0816193391

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2010