Bandung (ANTARA News) - Wakil Ketua DPRD Jawa Barat mengingatkan agar keputusan untuk meledakkan Bendungan Ubrug, salah satu anak bendungan di Waduk Jatiluhur di Kabupaten Purwakarta, tidak diambil secara terburu-buru.

Untuk opsi meledakkan bendungan ubrug jangan diambil terlalu cepat keputusannya," kata Rudi Harsa Tanaya ketika dihubungi melalui telefon selulernya, Jumat.

Menurut Rudi, jika memang opsi meledakkan Bendungan Ubrug dipilih untuk mengurangi tingginya debit air di Waduk Jatiluhur, diperlukan ahli waduk dalam pelaksanaannya.

"Kalau perlu didatangkan ahli perwadukan dari luar negeri," katanya.

Selain mengingatkan, Rudi juga menilai bahwa opsi untuk meledakkan Bendungan Ubrug kurang tepat untuk diambil dan hal itu bisa meresahkan masyarakat.

"Seharusnya statement yang dikeluarkan pemerintah jangan meresahkan, opsi ini bisa meresahkan masyarakat," kata Rudi.

Opsi untuk meledakkan Bendungan Ubrug terungkap dalam rapat yang dipimpin Wagub Jabar, Dede Yusuf, unsur Muspida dari Polda Jabar dan Kodam III Siliwangi, serta pengelola tiga waduk di Jawa Barat, Jatiluhur, Cirata, dan Saguling di Basement Gedung Sate Bandung, Kamis (25/3).

Menurut Rudi, untuk mengurangi dampak meluapnya air waduk yang belakangan telah menyebabkan banjir di Kabupaten Karawang dan Kabupaten Bekasi itu, tidak harus dengan jalan meledakkan Bendungan Ubrug, tetapi bisa dengan mengalirkannya ke tempat lain.

"Melihat dari curah hujan tak bisa dihentikan. Air bertambah terus. Jika sudah mencapai ambang batas, artinya ambil opsi melepas air ke tempat lain yakni dengan cara membuka jalur spill way ke tempat lain," kata Wakil Gubernur Jawa Barat.

(ANT/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010