Kediri (ANTARA News) - Masyarakat yang tidak memberikan hak suara atau "golongan putih" (golput) dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, pada 12 Mei mendatang diperkirakan mencapai 30 persen.

"Berdasarkan hasil survei kami, diperkirakan sekitar 30-35 persen masyarakat di Kabupaten Kediri tidak akan menggunakan hak suaranya," kata Direktur Riset Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Arman Salam, di Kediri, Selasa.

Dalam surveinya itu, LSI menggunakan metode "multistage random sampling" dengan jumlah responden sebanyak 440 orang. Pihaknya melakukan teknik wawancara tatap muka kepada responden melalui teknik kuesioner pada 6-10 Maret lalu. Dengan metode tersebut, pihaknya memperkirakan "margin of error" sekitar 4,8 persen.

Menurut dia, terdapat empat faktor yang membuat pemilih enggan memberikan hak suaranya, di antaranya faktor ketokohan, administrasi, kesenangan, dan kepentingan pribadi.

"Di beberapa kasus yang kami temukan, masalah yang paling banyak adalah faktor administrasi. Beberapa pemilih yang seharusnya mendapatkan hak suara, ternyata tidak sehingga mereka tidak dapat memberikan hak suaranya," katanya.

Selain hasil survei berupa angka golput di Kabupaten Kediri, pihaknya juga memprediksi persentase keunggulan dari empat calon yang akan bertarung dalam pilkada nanti.

Survei LSI menempatkan nama Haryanti Sutrisno meraup dukungan tertinggi, yakni mencapai 47,8 persen. Disusul tiga pesaingnya, Sunardi (13,7 persen), Nurlaila (1,6 persen), dan Nurwahid (0,0 persen).

Namun, dari jumlah responden yang diminta pendapat, ternyata angka rahasia atau belum memutuskan pilihan dalam pilkada nanti cukup tinggi, yakni mencapai 36,9 persen. Ia berasumsi, angka tersebut merupakan angka pemilih yang masih mengambang sehingga layak untuk diperebutkan masing-masing calon.

Arman membantah, jika kegiatan survei yang dilakukannya itu dibiayai salah satu calon untuk melemahkan calon lain. Ia beralasan, survei tersebut dilakukan atas biaya sendiri karena fenomena Pilkada Kabupaten Kediri cukup menarik, terutama pertarungan dua istri Sutrisni, bupati yang sekarang menjabat, yakni Haryanti dan Nurlaila.

Selain itu, tingkat pelayanan publik di Kabupaten Kediri juga cukup baik, bahkan pernah menduduki peringkat pertama di Jawa Timur.

Ia menambahkan, hasil survei tersebut kemungkinan akan berubah, mengingat pelaksanaan pilkada masih sekitar dua bulan lagi. Walaupun berubah, pihaknya memprediksi perbedaan tidak akan terlalu mencolok, sekitar 10-15 persen.(M038/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010