Iskandariya, Mesir (ANTARA News) - Gurun datang lagi ke Timur Tengah; tanah subur beralih jadi tempat limbah gersang yang dapat semakin merusak kestabilan wilayah itu, kata para ahli pada konferensi air, Kamis.

"Penggurunan menyebar seperti kanker, itu dapat dengan cepat dilihat," kata Wadid Erian, ahli mengenai tanah di Liga Arab, pada konferensi Kamis di kota pantai Mesir, Iskandariya.

Dampaknya dapat dilihat di Suriah, tempat kemarau telah membuat ratusan ribu orang meninggalkan rumah, menghancurkan petani dan membuat warga kota besar membengkak, kata Erian.

Ia mengatakan Darfur di Sudan barat masih dirundung dampak perang yang memporak-porandakan dan diperparah oleh kekurangan air serta tanah subur.

Laporan Pembangunan Manusia Arab 2009 oleh Program Pembangunan PBB menyatakan penggurunan mengancam sebanyak 2,87 juta kilometer persegi lahan --atau seperlima dari wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara.

Erian mengatakan banyak lahan tidur dan tanah pertanian menghadapi ancaman, sementara tak banyak upaya dilakukan sejauh ini untuk mengubah keadaan itu.

Penduduk yang berkembang, yang makin menambah berat rentangan terhadap lingkungan hidup, dan perubahan iklim menambah cepat kecenderungan tersebut, katanya.

"Kecenderungan di dunia Arab condong ke arah kegersangan. Kita menghadapi pergolakan melawan kecenderungan alam, tapi kecepatannya lah yang membuat kami takut," katanya.

"Kebanyakan negara Arab sampai 2006 menghadapinya sebagai salah satu dari banyak masalah. Lalu, para menteri pertanian menggambarkannya sebagai bahaya yang mengancam dunia Arab. Itu terjadi karena mereka mulai merasakan sakitnya," kata Erian.

Satu studi PBB pada 2007 berbicara mengenai "krisis lingkungan hidup dengan proporsi global" yang dapat membuat 50 juta orang meninggalkan tempat tinggal mereka hingga 2010, kebanyakan di Afrika.

Erian mengatakan jika tak dipedulikan, kecenderungan itu dapat muncul sebagai ancaman terhadap kestabilan internasional, kesimpulan yang juga disampaikan oleh laporan PBB.

"Itu akan mengarah kepada lebih banyak perpindahan orang dan berkurangnya keamanan. Itu akan membuat orang kehilangan harapan," katanya.

Fatima el-Malah, penasehat perubahan iklim di Liga Arab, mengatakan meskipun dampaknya besar, negara donor belum menangani penggurunan sebagai prioritas.

Program oleh Konvensi PBB guna Memerangi Penggurunan kekurangan dana, kata Fatima. "Mereka mengatakan bahwa susun lah rencana dan kami akan mendanai anda. Tetapi kenyataannnya tak pernah ada pendanaan."(C003/S008)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010