Bengkulu, (ANTARA) - Umat Kristiani diimbau tidak hanya menjadi penonton dalam peringatan kematian Yesus Kristus di kayu salib, tetapi harus terlibat aktif seperti Simon dari Kirene yang membantu Yesus memikul salib menuju Bukit Golgota.

"Simon dari Kirene memilih terlibat aktif menjadi pemain, bukan hanya sekedar menonton proses penyaliban Yesus. Kiranya kita juga memilih aktif dalam menghadapi segala persoalan hidup yang menimpa kita karena setiap orang akan memikul salibnya sendiri," kata Vikar Pendeta Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) Bengkulu, Rameyana Damanik, dalam khotbahnya saat ibadah peringatan kematian Yesus Kristus, Jumat.

Ibadah yang diikuti puluhan jemaat itu mengambil khotbah dari Lukas 23:26-32 yang menjelaskan tentang Yesus yang dibawa ke Bukit Golgota untuk disalib.

Pesan dari kisah itu adalah agar umat Kristiani memilih proaktif dalam setiap situasi yang memberatkan serta selalu siap memikul salib.

"Karena Tuhan tidak pernah mengizinkan cobaan yang melebihi kekuatan kita, dan setiap cobaan itu adalah salib yang harus dipikul," katanya.

Respon sejumlah wanita di Yerusalem yang menangis menyaksikan Yesus disiksa sepanjang jalan hingga ke Bukit Golgota untuk disalib, ternyata mendapat kritik dari Yesus.

Hal serupa juga menjadi respon sebagian besar umat Kristiani saat mendapat cobaan yang ternyata tidak akan menyelesaikan persoalan.

"Dalam kehidupan sehari-hari juga kita sering memberikan respon yang sama dengan para wanita Yerusalem ini yang bersedih dan menangisi persoalan yang sedang menimpa kita, tapi itu bukan solusi dalam mengatasi permasalahan, justru kita harus bangkit," ujarnya.

Hari kematian Yesus Kristus yang disebut juga Jumat Agung merupakan rangkaian peringatan suci bagi umat Kristiani hingga menyambut kebangkitan Yesus dari kematian pada hari ketiga (4/4) yang disebut Paskah.

Hampir di seluruh gereja di Bengkulu melaksanakan ibadah peringatan hari kematian Yesus Kristus dengan tertib dan dimulai sejak pagi hingga sore hari. (RNI/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010