Jakarta (ANTARA News) - PT Keramika Indonesia Assosiasi Tbk (KIA) telah membukukan laba bersih sebesar Rp27,3 miliar pada tahun buku 2009, mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya sebesar Rp21,5 miliar.

Meskipun keadaan tahun lalu diliputi situasi krisis global sebagai dampak "Subprime mortgage" yang berimbas kepada Indonesia, PT Keramika Indonesia masih mampu mencatatkan pembukuan yang positif, kata Direktur Utama PT KIA, Rico Susilo dalam laporan keterbukaan informasi kepada publik yang diterima ANTARA di Jakarta, Minggu.

Ia menambahkan aktiva perseroan, juga mengalami kenaikan cukup signifikan pada 2009 dengan tercatat sebesar Rp1,32 triliun, dibandingkan 2008 yang hanya sebesar Rp830 miliar.

Menurut dia, peningkatan itu merupakan dampak peningkatan penyertaan saham dan konsolidasi laporan keuangan yang dilakukan Perseroan terhadap unit usaha PT KIA Serpih Mas (KSM).

Hal itu menyebabkan peningkatan piutang usaha, persediaan dan aset tetap dalam jumlah yang cukup signifikan sebagaimana halnya peningkatan kewajiban lancar dan kewajiban tidak lancar, ujar Rico.

Kemudian, ia mengatakan, pada November 2009, perseroan juga telah meningkatkan penyertaan saham dari 1,29 persen menjadi 86,68 persen di PT KSM , yang memproduksi ubin keramik lantai.

Dari peningkatan penyertaan saham itu, terbentuk sinergi antara Perseroan dan anak perusahaan sebagai produsen keramik yang lengkap dan terkonsolidasi, mulai dari ubin keramik lantai, ubin keramik dinding dan genteng keramik, kata Rico.

PT Keramika Indonesia Assosiasi Tbk (KIA) merupakan pionir di bidang industri keramik dinding, memiliki dua anak perusahaan yakni PT KIA Keramik Mas (KKM, bergerak di industri genteng keramik) dan PT KIA Serpih Mas (KSM, bergerak di industri keramik lantai).

Total kapasitas produksi dari PT Keramika Indonesia mencapai 10,8 juta meter persegi per tahun, sedangkan PT KIA Keramik Mas mencapai 22 juta keping per tahun dan PT KIA Serpih Mas mencapai 20,4 juta meter persegi per tahun, kata Rico. (S034/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010