Nha Trang, Vietnam (ANTARA News/AFP) - Negara-negara Asia Tenggara sedang mempelajari cara-cara untuk meningkatkan penggunaan mata uang lokal dalam perdagangan intra-regional, Bank Sentral Vietnam mengatakan Rabu.

Dolar AS adalah mata uang yang dominan dalam perdagangan global, tetapi dengan pusat kekuatan ekonomi bergeser dari Barat ke Asia pasca krisis keuangan baru-baru ini, ada panggilan untuk mengurangi ketergantungan terhadap greenback.

Negara-negara seperti China telah mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan penggunaan mata uang mereka sendiri dalam upaya untuk menyederhanakan transaksi valuta asing untuk importir dan eksportir.

Pemimpin bank sentral dari 10 anggota Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) bertemu di kota Nha Thang Vietnam menjelang KTT tahunan pemimpin mereka yang akan diadakan di ibukota Hanoi pada Kamis dan Jumat.

Dalam sebuah pernyataannya setelah pertemuan itu, Bank Negara Vietnam mengatakan, "inisiatif untuk mempromosikan penggunaan mata uang regional dalam pembayaran komersial internal ASEAN adalah bagian dari kerjasama moneter."

Dikatakan para gubernur bank sentral juga memerintahkan sebuah studi sistem pembayaran regional untuk perdagangan komersial.

Penggunaan mata uang lokal adalah bagian dari langkah-langkah yang diambil oleh ASEAN untuk memperdalam integrasi ekonomi, yang juga termasuk menghancurkan hambatan tarif dan non-tarif perdagangan dan membangun infrastruktur perhubungan darat, laut dan udara.

Bulan lalu, ASEAN serta China, Jepang dan Korea Selatan meluncurkan perjanjian swap mata uang regional 120 miliar dollr AS, memberi mereka jaring pengaman terhadap kekurangan likuiditas di masa depan.

Kelompok ASEAN terdiri dari Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam.
(A026/M012/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010