Bishkek (ANTARA News/Xinhua-OANA) - Perdana Menteri Kyrgyzstan, Daniyar Usenov, Rabu, menyatakan bahwa situasi negara masih di bawah kendali pemerintah dan berjanji tidak akan pernah berunding dengan para pemrotes.

"Saya tidak pernah berunding dengan para perusuh tersebut dan situasi negara masih dapat dikendalikan, " kata PM Usenov di depan sidang parlemen, Rabu.

Ia merujuk pada konflik politik Kyrgyzstan, negara republik Asia Tengah bekas Uni Soviet, yang berlangsung sejak awal Maret.

Dalam aksi protes pada Rabu di ibu kota Kyrgyzstan, Bishkek, bentrokan dengan polisi anti huruhara dilaporkan menelan korban jiwa lima orang dan puluhan orang lagi cedera.

Puluhan ribu orang berunjuk rasa anti pemerintah, menuntut pengunduran diri Presiden Kurmanbek Bakiyev.

Kelompok oposisi itu menuntut agar Bakiyev, yang berkuasa sejak 2005, memberantas korupsi dan memecat para keluarganya dari jabatan-jabatan penting di pemerintahan.

Aksi protes oposisi Kyrgyzstan meluas di ibu kota itu, yang memaksa polisi anti huru hara menembakkan gas air mata dan melemparkan granat-granat dalam usaha membubarkan para pengunjuk rasa.

Pengunjukrasa yang bersenjatakan potongan besi dan batu bergerak menuju kantor presiden.

Pekan lalu, Sekjen PBB Ban Ki-moon mengunjungi Bishkek dan menyerukan pemerintah untuk bertindak lebih tegas melindung hak asasi manusia. PBB, Selasa mengatakan Ban prihatin atas kejadian-kejadian di Talas dan mendesak semua pihak menahan diri. (M043/K004)

Pewarta: Ardianus
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010