Kami bersyukur dapat menjaga pertumbuhan laba, didukung dengan posisi likuiditas dan permodalan yang kuat
Jakarta (ANTARA) - PT Bank Panin Tbk (PaninBank) membukukan pertumbuhan laba bersih 5,2 persen hingga kuartal III 2020 menjadi Rp2,33 triliun dari Rp2,21 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

"Kami bersyukur dapat menjaga pertumbuhan laba, didukung dengan posisi likuiditas dan permodalan yang kuat. Dengan sinergi bisnis yang menyeluruh baik di sektor perkreditan, tresuri dan jasa-jasa, kami berhasil menjaga pertumbuhan di tengah periode yang cukup berat bagi semua industri akibat pandemi COVID-19. Keberhasilan tersebut memberikan angin segar dan optimisme untuk terus tumbuh dan berkembang," kata Presiden Direktur PaninBank Herwidayatmo dalam pernyataan di Jakarta, Minggu.

Secara konsolidasi, lanjut Herwidayatmo, laba operasional sebelum pencadangan tumbuh sebesar 12,1 persen, menjadi Rp4,76 triliun. Kualitas aset terkendali dengan NPL net 0,58 persen dan posisi permodalan yang kuat dan likuiditas terjaga dengan optimal.

Peningkatan pendapatan operasional sebelum pencadangan terutama dikontribusikan oleh pertumbuhan pendapatan jasa yang mencapai Rp2,26 triliun, naik 79,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

"Hal ini sejalan dengan meningkatnya transaksi surat-surat berharga di tengah kecenderungan penurunan suku bunga pasar," ujar Herwidayatmo.
​​​
Sejalan dengan prinsip kehati-hatian dalam menghadapi dampak COVID-19, sampai dengan kuartal III 2020PaninBank telah mengalokasikan biaya pencadangan penurunan kualitas aset yang cukup signifikan sebesar Rp1,78 triliun, meningkat 96,9 persen dari periode yang sama tahun lalu.

Menueut Herwidayatmo, pihaknya mengantisipasi dan memperhitungkan potensi peningkatan kredit bermasalah sebagai akibat dari perlambatan pertumbuhan perekonomian yang berdampak pada meningkatnya profil risiko portofolio kredit.

Total aset konsolidasi perseroan mencapai Rp216,59 triliun, naik dari periode yang sama pada 2019 sebesar Rp212,67 triliun. Total penyaluran kredit sebesar Rp133,93 triliun, mengalami penurunan sebesar 12,9 persen terutama disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan kredit di tengah lambatnya pertumbuhan perekonomian di Indonesia dan penerapan prinsip kehati-hatian untuk menjaga kualitas portofolio kredit.

PaninBank juga terus mendukung upaya pemerintah dalam menghadapi dampak dari pandemi COVID-19 di Indonesia, diantaranya dengan menjalankan stimulus yang ditetapkan oleh Pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui program restrukturisasi dan relaksasi kredit terhadap nasabah yang usahanya terdampak oleh COVID-19.

Sampai dengan kuartal III 2020 PaninBank melaksanakan program restrukturisasi dan relaksasi kredit bagi nasabah yang terdampak COVID-19 sekitar 24 persen dari portofolio kredit yang diberikan bank.

Posisi likuiditas perseroan pun terjaga dengan baik dibuktikan dengan peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 7 persen dan telah mencapai Rp146,44 triliun. Pertumbuhan tabungan 14,3 persen dan giro sebesar 10,8 persen yang lebih tinggi dari pertumbuhan DPK, yang menunjukkan bahwa PaninBank terus mendorong peningkatan CASA. Sedangkan, rasio likuiditas Loan-to-Deposit Ratio (LDR) berada pada posisi optimum sebesar 84,2 persen pada September 2020.

Dari sisi permodalan, Capital Adequacy Ratio (CAR) juga terjaga pada posisi September 2020 sebesar 27,3 persen, meningkat dibanding pada periode yang sama tahun lalu yaitu 23,3 persen, dan jauh lebih tinggi dari ketentuan minimum permodalan yang berlaku.

Non-Performing Loan (NPL) juga dapat dikelola dengan baik di level yang aman. Rasio NPL gross sedikit meningkat ke level 3,05 persen dibandingkan dengan September 2019 yang sebesar 2,99 persen, sedangkan NPL net turun signifikan pada level 0,58 dibandingkan posisi September 2019 sebesar 0,81 persen.

Baca juga: Bank Panin resmikan German Desk pertama di Indonesia
Baca juga: Panin Bank gandeng Fiserv untuk mengembangkan solusi perbankan digital multi-channel yang inovatif

 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020