Banjarbaru (ANTARA News) - Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (Distankanhut) Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, siap mengembangkan budidaya sayuran organik atau sayuran yang bebas unsur zat kimia.

"Budidaya sayur organik itu mulai dikembangkan melalui empat Balai Penyuluh Pertanian (BPP) yang sudah dioperasikan di Banjarbaru," kata Kepala Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Banjarbaru, Puspa Kencana, Minggu.

Mulai 2010, kata dia, pihaknya mencoba mengembangkan budidaya tanaman hortikultura itu karena sangat cocok dikembangkan di Kota Banjarbaru yang memiliki karakteristik berbasis pertanian perkotaan.

Ia menyebutkan ada empat BPP yang statusnya resmi menjadi UPT, yakni BPP Landasan Ulin, BPP Cempaka, BPP Banjarbaru, dan BPP Liang Anggang menjadi pelaksana sekaligus penanggung jawab program percontohan tersebut.

"Pengembangan budidaya sayuran organik di lapangan dilakukan dengan cara menggandeng kelompok-kelompok tani yang ada di daerah wilayah BPP sehingga mempermudah pengawasan dan koordinasi," ungkapnya.

Mengenai prospek pengembangan sayur organik, ia mengatakan, "Sangat cocok dikembangkan di Banjarbaru terlebih lahan yang digunakan untuk menanam sayur organik tidak memerlukan lahan yang luas."

Selain keuntungan dari sisi lahan, menurut dia, hasil produksi berupa sayur dijamin tidak menggunakan sumber atau pupuk dari bahan yang mengandung zat kimia karena sepenuhnya menggunakan pupuk alami.

"Selama ini, Banjarbaru memang sudah memiliki kawasan sentra penghasil sayur-mayur untuk kecukupan permintaan pasar lokal, yakni di Kecamatan Landasan Ulin, namun masih belum mengembangkan sayur organik," ujar dia

Dikatakan, pengembangan tanaman sayuran di kecamatan sebelah Barat Kota Banjarbaru itu beberapa di antaranya masih ada yang menggunakan pupuk berbahan kimia sehingga kini dikembangkan langkah mengurangi penggunaan zat kimia bagi tanaman holtikutura tersebut.

Ia menyebutkan jenis sayuran organik yang mulai dikembangkan di empat BPP yang tersebar pada empat kecamatan di Banjarbaru itu, antara lain terong, kacang panjang, tomat, buncis, dan jagung.

"Pangsa pasar bagi sayuran yang dikembangkan itu cukup besar dan terbuka luas karena tidak hanya masuk di pasar-pasar tradisional, tetapi juga pasar modern atau supermarket karena konsumen lebih mempertimbangkan alasan kesehatan," katanya.
(T.KR-YOS/D007/P003)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010