Jakarta (ANTARA News) - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengkategorikan, tergelincirnya pesawat Merpati jenis Boeing 737-300 PK-MDE di Bandara Rendani, Manokwari, Papua Barat, Selasa pagi (13/4) sebagai peristiwa kecelakaan dan KNKT segera melakukan investigasi untuk mencari penyebab kecelakaan.

"Meski tak ada korban jiwa dan hanya luka, kejadian itu termasuk kategori accident (kecelakaan) karena kondisi pesawat rusak berat," kata Juru bicara KNKT, JA Barata menjawab pers di Jakarta, Selasa.

KNKT pada Selasa memutuskan untuk mengirim tim investigator KNKT yang akan dipimpin oleh Tom Tumenggung dan anggotanya Chairuddin.

Sebelumnya, Ketua KNKT Tatang Kurniadi mengatakan, tim investigator tersebut akan berangkat malam ini dan baru tiba di lokasi besok pagi (14/4). "Kita baru mengirimkan tim nanti malam ke sana," ujar Tatang.

Tim, selain dua orang itu, juga beranggotakan Prita Wijaya, Hendri dan Albert. Kelima orang ini direncanakan menginap di Biak.

Tatang menjelaskan bahwa tim akan langsung mengumpulkan bahan dan biasanya pada medan yang berat seperti di Papua, KNKT bekerja selama sebulan. "Selama sebulan bekerja itu, sudah ada laporan faktanya," katanya.

Kemudian, 10 bulan setelah peristiwa, KNKT harus merumuskan draft final. Draft ini akan dikomentari oleh unsur-unsur terkait termasuk pihak-pihak luar negeri dan setelah dua dikomentari, laporan atau penyebab kecelakaan itu bisa disampaikan ke publik.

Pesawat Merpati Boeing 737-300 PK MDE tergelincir di Bandara Rendani, Manokwari, Papua Barat. Pesawat masuk ke sungai dengan kondisi terbelah. Meski begitu, 103 penumpangnya selamat, 20 di antaranya mengalami luka ringan.(E008/F004)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010