London (ANTARA News/AFP) - Euro memperpanjang kenaikannya terhadap dolar AS pada akhir perdagangan Rabu di London, didukung oleh keyakinan baru pemulihan ekonomi global dan karena unit AS menderita akibat komentar ketua Federal Reserve AS.

Mata uang tunggal berada di 1,3667 dolar terhadap 1,3613 akhir Selasa di New York.

Sementara itu, dolar diperdagangkan pada 93,01 yen, turun dari 93,15 yen pada Selasa.

Mata uang AS pada satu titik berlari lebih tinggi dipicu laporan penjualan ritel AS yang meningkat pada Maret untuk ketiga bulan berturut-turut, 1,6 persen lebih besar dari yang diantisipasi.

Angka penjualan itu merupakan yang tertinggi sejak November dan sangat kuat di beberapa sektor, terutama sektor mobil, yang meningkat 6,7 persen selama Februari.

Tetapi berita cenderung memberanikan investor untuk mencari mata uang yang dilihat sebagai lebih berisiko daripada dolar, seperti euro, pada harapan bahwa belanja ritel AS akan menopang "rebound" di seluruh dunia.

Kemudian laporan mengungkapkan bahwa inflasi harga konsumen AS hanya naik 0,1 persen pada Maret dari Februari, meredakan spekulasi bahwa Federal Reserve mungkin menaikkan suku bunga.

Kenaikan biaya pinjaman akan membuat dolar lebih menarik bagi investor.

Sementara itu Ketua Federal Reserve Ben Bernanke memperingatkan bahwa laju pemulihan AS tidak akan menjadi cepat dan waktu "signifikan" akan diperlukan untuk menciptakan kembali pekerjaan yang hilang dalam resesi.

"Jika langkah pemulihan moderat, seperti yang saya perkirakan, jumlah waktu signifikan akan diperlukan untuk mengembalikan 8,5 juta pekerjaan yang hilang selama dua tahun terakhir," katanya kepada anggota parlemen.

Komentar tersebut menambah sentimen bahwa suku bunga acuan Fed, sekarang di tingkat mendekati nol, tidak akan naik.

Namun demikian, gejolak keuangan di Yunani tetap menekan momentum euro pada Rabu, dengan pasar masih khawatir bahwa utang anggota zona euro Portugal, Spanyol dan Italia - bisa seperti Yunani - mahal untuk dapat meminjam uang di pasar obligasi guna memenuhi kewajiban mereka.

Upaya Yunani untuk membebaskan diri dari utang melumpuhkan Rabu tersandung saat tingkat suku bunga pinjaman negara itu melesat naik lagi di atas 7,0 persen.

Yunani telah meminjam banyak untuk menghindari default (gagal) dan membayar tagihan saat ini termasuk beberapa hak pensiun, dan tingkat bunga atau imbal hasil obligasinya telah ditawarkan menjadi penting untuk masa depan bangsa.

Pada Rabu, bunga yang diminta di pasar untuk membeli surat utang Yunani 10-tahun meningkat menjadi 7,019 persen meskipun pada Minggu ada perjanjian zona euro untuk penyelamatan siaga.

Imbal hasil, yang merosot tajam sebagai reaksi awal perjanjian, adalah 6,815 persen pada Selasa setelah mencapai rekor sedikit lebih dari 7,5 persen akhir Kamis.

Pelebaran dalam imbal hasi setelah Yunani berhasil menarik dukungan kuat untuk penerbitan surat utang negara jangka pendek (treasury bills) pada Selasa.

"Default jangka pendek oleh Yunani telah dihindari dan nilai tukar euro-dolar telah menguat selama beberapa hari terakhir," kata analis pada Commerzbank.

"Namun demikian, pemulihan euro tidak mungkin sebagai mata uang yang ditangkap di antara batu dan tempat keras. Sebagai akibatnya euro menderita dari dugaan bahwa default Yunani mungkin hanya ditunda."

Selama perdagangan London pada Rabu, euro berada pada 1,3667 dolar terhadap 1,3613 dolar pada Selasa, 127,13 yen (126,83), 0,8826 pound (0,8848) dan 1,4366 franc Swiss (1,4344).

Dolar berdiri pada 93,02 yen (93,15) dan 1,0510 franc Swiss (1,0535). Pound berada pada 1,5485 dolar (1,5380).

Di London Bullion Market, harga emas naik ke 1.153,75 dolar per ons dari 1.148,25 dolar per ons pada Selasa. (A026/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010