Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) hasil Muktamar Luar Biasa (MLB) Parung, Zannuba Arifah Chafshoh atau Yenny Wahid, meminta agar bentrokan warga dan aparat di Koja, Jakarta Utara, diusut tuntas.

"Insiden itu harus diusut tuntas, siapa yang sebenarnya bertanggungjawab atas insiden tersebut," katanya dalam pernyataan sikap yang diterima ANTARA di Jakarta, Kamis.

Dalam pernyataan tertulisnya, Yenny mengingatkan seluruh pihak agar mampu menahan diri, tidak terpancing emosi dan provokasi.

"Sedangkan pada pemerintah, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan menyangkut program-program pembangunan," kata putri mantan Presiden Abdurahman Wahid alis Gus Dur itu.

Dalam menyikapi sengketa lahan atau tanah, pemerintah dan aparat seharusnya lebih dapat mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan daripada kekerasan.

"Pemerintah dan jajaran aparatnya, harus lebih peka terhadap suara warga," ujar Yenny.

Tak hanya itu, program pembangunan nasional pemerintah jangan sekadar mengejar materi atau keuntungan komersial, melainkan mempertimbangkan pula kekayaan dan kearifan lokal yang ada.

"Makam Mbah Priok merupakan salah satu situs budaya dan spiritual yang dimiliki warga Tanjung Priok yang harus dipertahankan," ujar Yenny.

Bentrokan warga dan aparat di Koja, Jakarta Utara yang terjadi sepanjang Rabu (14/4) mengakibatkan dua orang tewas, sekitar 130 orang luka-luka dan puluhan mobil dibakar.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kembali membuka dialog untuk menyelesaikan masalah ini. Pemprov tidak berniat untuk menggusur makam, tetapi bangunan pendopo yang tidak memiliki izin mendirikan bangunan.

Makam Mbah Priuk justru akan dipercantik. Pelindo juga sudah menyetujui pemberian uang kerohiman Rp2,5 miliar bagi ahli waris dan tanah 5.000 meter persegi bagi kepentingan masjid.

(T.R018/S023/S026)

Pewarta: Luki Satrio
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010