Jakarta (ANTARA News) -  Gerwani (Gerakan Wanita Indonesia), yang digambarkan terkait dengan G30S/PKI, adalah organisasi feminis yang  terpengaruh oleh retorika Soekarno, kata seorang peneliti yang menulis buku tentang Gerwani.

"Ideologi gerwani pada waktu itu memang betul- betul feminis tapi terpengaruh oleh retorika Soekarno. Hubungan Gerwani dan PKI itu melalui dua sayap yaitu feminis dan sayap komunis," kata Saskia  Wieringa, penulis buku "Penghancuran Gerakan Perempuan : Politik Seksual di Indonesia Pasca kejatuhan PKI" di Jakarta, Kamis.

Dalam acara diskusi buku tersebut, yang berlangsung di kantor  Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) , Saskia menjelaskan bahwa sayap feminis terdapat pada tingkat  social power dan sayap komunis di tingkat  leadership.

Dia mengemukakan buku yang ditulisnya adalah  untuk menghancurkan mitos-mitos dalam sejarah Indonesia tentang Gerwani, sebelum dan sesudah Kejatuhan PKI.

"Selama sistem patriarkal tetap ada maka setiap kali ada kekacauan sosial di Indonesia,  terjadi lagi  penghancuran terhadap gerakan perempuan," kata Saskia yang menjelaskan bahwa buku tersebut disusun berdasarkan disertasinya.

Dalam kesempatan itu, Sri Sulistiawati, seorang Mantan Gerwani mengungkapkan bahwa  Gerwani adalah organisasi yang mandiri dan tidak tergantung dengan PKI.

"Perjuangan Gerwani adalah antipoligami. Kebetulan Ketua Gerwani saat itu juga orang PKI sehingga organisasi ini dikait-kaitkan," kata Sri.

Dia juga mengatakan film G30S/PKI itu adalah sebuah kebohongan karena menampilkan sosok Aidit yang sedang merokok. "Syarat utama menjadi PKI adalah pertama tidak poligami dan kedua adalah tidak merokok," kata Sri.(YUD/A038)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010