Solo (ANTARA News) - Calon Wali Kota Surakarta Joko Widodo--akrab disapa Jokowi--meminta warga untuk mewaspadai praktik politik uang dengan modus via rekening bank menjelang pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah setempat pada 26 April 2010.

Berdasarkan data yang dihimpun tim suksesnya yang disampaikan Jokowi kepada wartawan di Solo, Minggu (18/4), politik uang itu berupa pemberian uang secara langsung kepada warga, sembako seharga Rp25 ribu per paket, dan barang lainnya.

Namun, kata dia, belakangan ini ada sejumlah warga yang diminta mengisi formulir aplikasi untuk membuka rekening tabungan di bank, kemudian tabungan atas nama mereka itu dijanjikan akan diisi sejumlah uang tertentu.

Oleh karena itu, Jokowi meminta kepada warga setempat, termasuk media massa, untuk waspada terhadap permainan kotor tersebut.

"Jangan hanya karena uang dan sembako seharga Rp25.000,00 merusak martabat orang Solo," katanya katanya yang didamping calon wakilnya, F.X. Hadi Rudyatmo (Rudy).

Jokowi khawatir jika hal itu terjadi, tidak hanya merusak martabat orang Solo, tetapi akan merusak kualitas demokrasi. "Padahal kita secara bersama-sama membangun demokrasi di sini dengan susah payah," ujarnya.

Menyinggung kembali modus dengan membuka rekening atas nama warga, dia mengakui bahwa "Tim Jo-Dy"--singkatan dari nama Jokowi dan Rudy--belum memiliki bukti yang kuat. "Tunggu dua-tiga hari bukti-bukti itu akan kami dapat," ujarnya.

Untuk itu, Tim Jo-Dy telah menyiapkan Satuan Tugas Anti-Sembako yang terdiri atas komponen PDI Perjuangan, PAN, PKS, Partai Damai Sejahtera (PDS), Gerindra, dan 12 partai lainnya, serta relawan.

"Kami minta mereka mewaspadai indikasi adanya `money politics` yang ada di lingkungan masing-masing," katanya.

Pada kesempatan itu, Rudy mengingatkan warga, simpatisan, kader, dan pendukung untuk tidak main hakim sendiri jika menemukan adanya orang yang melakukan praktik politik uang.

"Laporkan saja ke Panwaslu dengan barang buktinya. Kita harus menghormati hukum, jangan sampai terjadi anarkisme berkaitan dengan `money politics` ini," katanya.

Praktik politik uang, kata dia, tidak hanya melanggar hukum dan mengancam proses demokrasi dalam pemilu kepala daerah dan wakil kepala daerah, tetapi juga meremehkan harkat dan martabat Kota Solo.

"Jangan sampai nasib Kota Solo lima tahun ke depan dipertaruhkan hanya dengan iming-iming sejumlah uang," katanya menegaskan.

Sementara itu, mantan Wakil Ketua MPR G.R.Ay. Moeryati Soedibyo mengatakan bahwa dirinya sebagai orang Solo sangat bangga atas keberhasilan pembanguan di segala bidang, terutama yang menyangkut rakyat kecil, yang telah dilakukan oleh pasangan Jokowi-Rudy selama lima tahun terakhir ini.

"Unit usaha kecil menengah (UKM) di Solo, kini telah bangkit kembali, kemudian pasar-pasar tradisional juga telah dibangun. Ini semua demi memajukan perekonomian warga di sini," katanya yang didampingi Poppy Soedarsono. (J005/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010