Washington (ANTARA News/AFP) - Krisis ekonomi dapat memasuki sebuah "tahap baru" dengan kenaikan utang publik mengancam untuk merusak stabilitas sistem keuangan global, Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan Selasa.

Dalam laporan dua tahunan tentang stabilitas ekonomi, IMF mengatakan tantangan terbaru bagi sistem keuangan dunia terjadi karena bank-bank mendapatkan kembali pijakan mereka di tengah pemulihan global.

"Risiko terhadap stabilitas keuangan global telah mereda karena pemulihan ekonomi telah memperoleh tenaga, tetapi keprihatinan tentang meningkatnya `sovereign risks` (risiko gagal bayar atas obligasi yang diterbitkan) negara dapat merusak kenaikan stabilitas dan memperpanjang keruntuhan kredit," kata laporan.

"Tanpa lebih lengkap memulihkan kesehatan lembar neraca keuangan dan rumah tangga, memperburuk keberlanjutan utang publik dapat ditularkan kembali ke sistem perbankan atau lintas batas."

Dalam "Global Financial Stability Report" (Laporan Stabilitas Keuangan Global), IMF menurunkan estimasi dari penurunan nilai aset (writedowns) bank sejak awal krisis sampai 2010 menjadi 2,3 triliun dolar, dari 2,8 triliun dolar pada Oktober.

IMF memperkirakan bahwa bank telah menghapus bukukan 1,5 triliun dolar dari 2,3 triliun dolar.

Dikatakan bahwa sementara dunia telah menghindari sebuah depresi yang bertiup penuh, "risiko tetap tinggi karena sifat yang masih rapuh dari pemulihan dan berlangsungnya perbaikan neraca.

"Perhatian terhadap risiko telah bergeser ke arah sovereign risks yang dapat merusak kenaikan stabilitas dan mengambil krisis kredit ke dalam tahap baru, karena kita mulai mencapai batas dari dukungan sektor publik untuk sistem keuangan dan ekonomi riil."

IMF memperingatkan bahwa kekhawatiran jangka panjang tentang solvabilitas dapat mengakibatkan ketegangan jangka pendek di pasar pendanaan, yang "mungkin memiliki implikasi negatif untuk pemulihan kredit swasta."

"Meskipun kebutuhan modal telah jatuh, bank-bank masih menghadapi cukup tantangan," katanya.

Bank akan perlu untuk membiayai kembali sejumlah besar pendanaan jangka pendek tahun ini; investor akan ingin melihat lebih banyak dan modal berkualitas tinggi dalam mengantisipasi peraturan ketat, dan tidak semua kerugian telah menurunkan nilai aset, katanya.

"Seluruh faktor tersebut cenderung memberikan tekanan turun pada profitabilitas," kata laporan itu. "Dalam lingkungan seperti, pemulihan kredit sektor swasta akan cenderung tenang karena permintaan kredit yang lemah dan pasokan dibatasi." (A026/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010