Palu (ANTARA News) - Proses belajar-mengajar di SMU Negeri 1 Palu, Sulawesi Tengah, yang kehilangan tujuh ruangan dalam musibah kebakaran, Rabu (21/4), tetap berjalan lancar.

"Kebakaran kemarin tidak berpengaruh serius terhadap proses belajar-mengajar di sekolah ini karena dari 40 ruang kelas, hanya satu yang terbakar dan satu lagi rusak," kata Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana SMUN 1 Palu, Idris di Palu, Kamis.

Tujuh ruang lainnya yang hangus dalam kebakaran itu terdiri atas ruang guru, kepala sekolah, wakasek, tata usaha, dan ruang multimedia.

"Ibarat kereta api, yang rusak itu adalah lokomotifnya. Begitu juga dengan sekolah ini," kata Idris.

Untuk sementara, katanya, pihaknya menggunakan ruang kelas III yang siswanya sudah selesai mengikuti ujian nasional dan ujian akhir sekolah.

Dia mengatakan, tentang kerugian dan pembangunan kembali gedung tersebut rencananya hari ini (Kamis) akan dikoordinasikan dengan Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kota Palu.

"Hari ini kami akan bertemu dengan Dinas Pendidikan Kota untuk mengonsultasikan jalan keluarnya," kata Idris.

Dia mengatakan, sejauh ini pihak sekolah belum merampungkan pendataan kerugian akibat kebarakaran tersebut, namun Idris memperkirakan kerugian tersebut mencapai ratusan juta rupiah, belum termasuk kerusakan gedung.

Kerugian tersebut, kata Idris, berupa komputer dan sarana elektronik lainnya, jaringan internet, berkas siswa, rapor, dan data-data pembelajaran.

"Data yang sempat diselamatkan hanya daftar nilai siswa di komputer dan mesin scanner lembar jawaban ujian," kata Idris.

Sebab-sebab kebakaran juga belum diketahui karena belum ada informasi dari kepolisian.

Menurut Idris, pihaknya tidak berani berspekulasi penyebab kebakaran tersebut, hanya saja sumber api diketahui dari ruang penjaga sekolah di sebelah selatan dari gedung itu. Api baru diketahui setelah membesar di bagian plafon.

"Hari ini semua jaringan listrik dan internet di sekolah ini belum berfungsi," kata Idris.

Husrini, guru kelas III IPA di SMUN 1 Palu mengatakan, akibat kebaran tersebut sejumlah berkas seperti rapor siswa dan perangkat pembelajaran ludes terbakar.

"Tapi tidak terpengaruh dengan proses belajar. Soal rapor siswa nanti pihak sekolah yang akan mencarikan jalan keluarnya," kata Husrini.

Agar proses belajar mengajar tidak lumpuh, mulai Jumat (23/4) sebagian ruang kelas akan dijadikan kantor sementara oleh kepala sekolah, guru, dan tata usaha. Begitu juga dengan ruang kelas yang terbakar, seluruh siswanya akan menggunakan ruang kelas III yang saat ini belum digunakan.

"Kelas III kebetulan sudah selesai ujian sehingga ruangan kelasnya belum digunakan. Untuk sementara kami memanfaatkan ini," kata Idris.

Hanya saja, kata dia, ruang kelas tersebut tidak memiliki kamar mandi/WC. Sebelum kebakaran melanda sekolah itu, lebih dari 100 guru dan tata usaha menggunakan enam buah kamar mandi/WC.

"Proses belajar tetap saja berjalan, hanya saja hari ini kami sedang menjamu tamu studi banding dari SMUN 1 Mamuju sehingga proses belajar sedikit terhambat," kata Idris.

Sebanyak 100 siswa dari SMUN Mamuju, Sulawesi Barat, Kamis ini bertandang ke SMUN 1 Palu guna studi banding. Kunjungan ini merupakan kunjungan balasan setelah akhir tahun 2009 lalu, SMUN 1 Palu berkunjung ke SMUN 1 Mamuju.
(T.A055//R007/P003)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010