Jakarta (ANTARA) - Regulator internet China sedang menyusun aturan untuk industri livestreaming, platform yang sedang populer di negara tersebut.

Pekan lalu China menyiarkan rancangan regulasi untuk mencegah aksi anti-monopoli dari platform internet, yang menyebabkan kerugian hingga miliaran dolar dari raksasa seperti Tencent dan Alibaba, dikutip dari Reuters, Minggu.

Pemasaran secara livestreaming sejak dua tahun belakangan populer di e-commerce China, antara lain digunakan oleh merk-merk seperti Nike, Dyson dan L'Oreal.

Merk biasanya menggandeng selebriti untuk menjual produk mereka secara livestreaming. Salah seorang aktris China, Li Jiaqi, disebut bisa menjual produk senilai miliaran yuan dalam satu kali livestreaming di platform seperi Taobao (Alibaba), Douyin dan Kuaishou (ByteDance).

Sejumlah penjual dan merk memprotes penjualan secara livestreaming oleh para selebriti, yang disebut tidak mewakili produk atau memalsukan jumlah penjualan.

Cyberspace Administration of China pada Jumat, waktu setempat, menyatakan melalui regulasi yang sedang disusun, para livestreamer akan diminta untuk memberikan nama asli mereka dan kode kredit sosial kepada platform.

Livestreamer diharuskan berusia 16 tahun ke atas, jika di bawah itu, harus menyertakan persetujuan dari orang tua atau wali mereka.

Sementara itu, platform juga akan diminta untuk memberi laporan kepada otoritas setempat. Platform secara berkala harus mengawasi konten dan menghentikan iklan ilegal.

Regulasi baru ini juga akan melarang promosi bisnis skema piramida, kelakuan buruk dan memalsukan jumlah page view. Platform diminta untuk menyiapkan daftar penilaian untuk livestreamer dan memasukkan livestreamer yang melanggar aturan ke daftar hitam.

Baca juga: Facebook tambah fitur siarkan panggilan video

Baca juga: Tips seru nonton konser livestreaming dari rumah

Baca juga: Konten digital, primadona saat pandemi

Penerjemah: Natisha Andarningtyas
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020