Bekasi (ANTARA News) - Muhamad Ilham, bayi berusia 1,5 bulan, asal Kampung Buaran, Kelurahan Harapan Mulya, Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi, Jawa Barat, menderita penyakit iktiosis lameral pada kulit tubuhnya.

"Penyakit ini terjadi karena saat proses pembentukan kulit di dalam kandungan tidak sempurna akibat enzim tidak berproduksi secara penuh. Namun, gejalanya masih relatif ringan, dan bisa disembuhkan," kata Ketua Tim Spesialis Kulit Rumah Sakit Ananda dr Herlin kepada ANTARA, di Bekasi, Sabtu.

Meski demikian, kata dia bayi dari pasangan Muhamad Subekti dan Nurhayati itu perlu menjalani proses pemulihan di ruang perawatan anak Flamboyan rumah sakit setempat.

"Ilham dapat dipulihkan dengan menjaga asupan makanan yang bergizi. Sebab, penyakitnya sewaktu-waktu dapat kambuh," katanya.

Sebab, menurut dia, Iktiosis lameral bukan penyakit yang disebabkan bakteri atau kuman berbahaya, tetapi karena faktor keturunan dari orang tuanya.

"Penyakit serupa juga ditemui di beberapa daerah di Tanah Air, seperti yang dialami Ahmad Yunus, penderita penyakit kronis yang dijuluki manusia bersisik di Karawang," katanya.

Herlin mengatakan kelainan yang diderita Ilham berupa kulit yang tampak terbakar di sekujur tubuhnya, telinga terlihat tidak mengembang, dan terasa keras ketika diraba.

"Memang benar, gejala penyakit ini sudah terlihat saat bayi dilahirkan, dimana hampir sekujur tubuhnya dilapisi membran," katanya.

Khusus untuk perawatan Ilham, kata dia pihaknya melibatkan empat dokter spesialis, yaitu spesialis kulit dr Herlin, dr Johan Akbari spesialis syaraf, dr Dzulfirman Sp ketua Komite Medis, dan dr H Hendra spesialis Anak.

Menurut dia, seluruh biaya perawatan ditanggung pemerintah melalui dana Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda), mengingat orang tua pasien dari keluarga yang kemampuan ekonominya terbatas.

Sementara itu, dokter spesialis anak, dr Hendra mengatakan kondisi Ilham mulai berangsur pulih setelah menjalani perawatan selama sepekan sejak Sabtu (17/4) lalu.

"Kondisinya sudah 50 persen pulih. Pasien ini sudah jarang menangis akibat luka perih yang dialaminya selama dirawat di rumah," katanya.

(T.KR-AFR/M008/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010