Jakarta (ANTARA News) - Menteri Komunikasi dan Informasi, Tifatul Sembiring menegaskan, perkembangan sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sangat menjanjikan, sektor ini mampu menyumbang investasi baru senilai Rp30 triliun hingga 2012.

"Bisnis ini (TIK) per tahun bisa mencapai Rp300 triliun, ini sangat menarik, kalau untuk investasi hingga 2012 saya rasa Rp30 triliun pun bisa datang," kata Tifatul usai membuka Rakornas Telekomunikasi, Teknologi Informasi dan Media Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) di Jakarta, Rabu.

Pertumbuhan TIK di Indonesia, menurut dia, sangat baik mengingat mampu menyumbangkan pertumbuhan hingga tiga persen untuk perekonomian Indonesia. Dan industri kreatif TIK sangat menjanjikan untuk meningkatkan perekonomian.

"Industri kreatif TIK ini hanya membutuhkan kreativitas saja, peluang keuntungannya besar, dan terlebih lagi dia tidak berlimbah," ujar Tifatul.

Namun sayangnya belum ada sentuhan investasi jangka panjang dari perusahaan besar di tanah air untuk membantu pertumbuhan industri kreatif TIK kecil menengah. Semua, menurut dia, masih egosentris terfokus pada bidangnya sendiri.

"Belum banyak perusahaan yang mau jadi bapak angkat untuk memajukan bidang kreatif TIK ini," ujar dia.

Selain itu dengan perputaran bisnis mencapai Rp300 triliun dalam satu tahun, ia menyayangkan tingginya belanja modal Rp70 triliun hingga Rp80 triliun per tahun masih dinikmati oleh pihak asing. Industri kreatif TIK masih perlu dikembangkan untuk mendukung kebutuhan informasi dan komunikasi di tanah air.

Untuk mendukung itu semua, ia mengatakan, pihaknya telah mencoba berkomunikasi dengan perusahaan-perusahaan besar telekomunikasi dunia salah satunya Nokia agar mau memberikan kesempatan pada industri kreatif TIK di tanah air telibat dalam pengisian konten lokal.

Ia juga mengatakan telah meminta Nokia untuk melakukan investasi seperti yang pembangunan pabrik yang telah dilakukan di India.

"Konten lokal saya percaya akan semakin berkembang apalagi setelah ada perubahan format frekuensi dari analog ke digital," ujar dia.(V002/H-CS)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010