Kuta (ANTARA News) - Amit Virmani, sutradara sekaligus produser film "Cowboys in Paradise", tidak menyebutkan kalau gambar yang diambilnya di kawasan Pantai Kuta, Bali untuk karya sinema yang mengangkat kisah gigolo di daerah itu.

"Amit Virmani sama sekali tidak mengatakan kalau gambar yang diambilnya ketika itu untuk sebuah film dokumenter, melainkan hanya untuk koleksi pribadi," kata Arnold, salah seorang pemeran gigolo dalam "Cowboys in Paradise" saat ditemui di Kuta, Kamis.

Senada dengan Arnold, beberapa pemuda lain yang biasa mencari nafkah di Pantai Kuta juga mengaku sempat diarahkan Amit Virmani untuk berakting dan diambil gambar, yang hasilnya nanti disebutkan untuk kepentingan koleksi pribadi.

Dikakatan, karena untuk koleksi pribadi, di samping juga ada honornya yang lumayan, mereka tidak keberatan untuk berpose bahkan mengucapkan kata-kata seperti yang diarahkan oleh Amit Virmani.

Menurut beberapa pemeran "Cowboys in Paradise", adegan pengambilan gambar itu dilakukan pada pertengah 2007, setelah sebelumnya kenal dekat dengan Amit Virmani yang sering nongkrong dan bermain selancar di Kuta.

Argo, salah seorang "aktor" yang lain, mengaku tidak tahu bahwa dirinya telah diperankan dalam sebuah film dokumenter, apalagi yang menyangkut temanya tentang kehidupan gigolo di Pantai Kuta.

"Saat saya diminta berakting untuk diambil gambar, saya tidak tahu kalau itu untuk adegan film. Masalahnya, kru yang terlibat dalam pengambilan gambar saat itu hanya menyebutkan untuk kepentingan koleksi," kata Argo (28) sembari menyebut bahwa dirinya bukan gigolo.

Ia mengatakan, kemunculan film tersebut di internet telah membuat dirinya yang berprofesi sebagai instruktur surfing di salah satu sekolah di Kuta, kerap dipandang negatif oleh keluarga dan teman-temannya.

"Kami enggak tahu kalau gambar yang diambil yang katanya hanya dijadikan koleksi pribadi, malah kemudian berbuntut seperti ini," kata Argo yang berperan sebagai gigolo dalam film tersebut.

Film "Cowboys in Paradise" garapan sutradara berdarah India yang kini menetap di Singapura itu, merupakan film dokumenter yang mengisahkan sepak terjang para gigolo di Pantai Kuta hingga menjadikan Bali sebagai tujuan wisata yang menarik bagi para turis asing perempuan.(ANT/A024)

 

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010