Karimun, Kepri (ANTARA News) - Yanto, nakhoda kapal tanpa nama pengangkut 2.500 batang kayu bakau ilegal asal Kabupaten Meranti, Provinsi Riau tujuan Batu Pahat, Malaysia memilih bungkam saat diperiksa petugas terkait kepemilikan kayu tersebut.

Kapal tanpa nama berbendera Indonesia dengan nomor register S 14 No 6410 yang dinakhodai Yanto tersebut ditangkap kapal patroli BC-7002 di perairan Tanjung Sempayan dekat Selat Malaka, Kamis dini hari.

"Kami belum mengetahui siapa pemilik kayu bakau tersebut, karena nakhoda tutup mulut," kata Kepala Seksi Penegahan dan Penindakan Kanwil Khusus Ditjen Bea Cukai Kepri, Andhi Pramono, di kantornya, Tanjung Balai Karimun, Kamis.

Andhi Pramono mengatakan, pihaknya berkepentingan mengetahui pemilik kayu untuk keperluan pemberkasan perkara dan operasi intelijen guna mencegah penyelundupan yang sama di masa mendatang.

"Kasus ini tidak hanya menyangkut pelanggaran kepabeanan di mana nakhoda ditetapkan sebagai tersangka, namun juga berkaitan dengan pemberantasan ilegal logging," katanya.

Menurut dia, BC tidak hanya berperan mencegah kerugian negara di bidang kepabeanan, tapi ikut berpartisipasi mencegah tindak kejahatan lain yang terdeteksi di wilayah kerja Kanwil BC Kepri, termasuk penyelundupan kayu yang memanfaatkan perairan Karimun sebagai pintu keluar menuju negara tetangga.

"Umumnya kayu-kayu ilegal yang berhasil kami sita berasal dari Meranti, Riau," katanya.

Ia menuturkan, kayu bakau merupakan tanaman penyangga pantai yang jika ditebang secara liar akan berdampak pada kerusakan lingkungan berupa abrasi pantai.

"Kerugian nonmaterialnya sangat besar karena berkaitan dengan kelestarian lingkungan hidup," katanya.

Dia juga mengatakan meski nakhoda bungkam, namun dia optimistis pemiliknya akan terungkap saat penyidikan lanjutan dilakukan Seksi Penyidikan Kanwil.

"Nanti akan ketahuan siapa pemiliknya," katanya.

Ia menambahkan, informasi sementara dari nakhoda Yanto beserta para awaknya, kayu ilegal tersebut merupakan hasil penebangan tradisional oleh warga yang kemudian dikumpulkan oleh pengepul kemudian dijual ke luar negeri.

"Kapal beserta muatannya sudah berada di dermaga dan sedang dalam pencacahan," katanya. (HAM/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010