Tapaktuan (ANTARA News) - Konflik gajah sumatera (Elephas maximus Sumatranus) dengan masyarakat di Desa Jambo Dalem, Kecamatan Kluet Tengah, Kabupaten Aceh Selatan, semakin parah akibatnya dua unit pondok milik warga setempat rusak berat.

Camat Trumon Timur H. Lahmuddin di Tapaktuan, Jumat, mengatakan bahwa selain menghancurkan dua unit gubuk milik petani, kawanan gajah juga telah merusak puluhan hektare tanaman perkebunan seperti sawit, kelapa, pinang, pisang dan palawija.

"Kondisi di daerah rawan gangguan gajah itu sudah sangat memprihatinkan, bahkan kawanan satwa liar itu juga mengejar seorang penderes getah beberapa hari lalu," kata Lahmuddin.

Kelompok hewan berbelalai panjang yang diperkirakan berjumlah enam ekor itu setiap saat, terutama pada sore dan malam hari berkeliaran di permukiman penduduk.

"Kawanan gajah liar di desa sudah sangat meresahkan, kami sangat berharap pihak terkait untuk menanggulanginya," kata Lahmuddin.

Didampingi warga Desa Jambo Dalem, ia mengatakan, sejak terjadinya konflik gajah di daerah yang berbatasan dengan Kota Subulussalam itu mengakibatkan perekonomian masyarakat di desa itu semakin terpuruk.

Menurut dia, warga yang mayoritas berprofesi sebagai petani itu telah melakukan upaya pengusiran secara tradisional seperti membuat bola api, mercon dan bunyi-bunyian namun belum menunjukan hasil yang diharapkan.

Bahkan, katanya, sejak warga membunyikan mercon dan meriam bambu, binatang dilindungi itu semakin mengganas dan terus merusak tanaman perkebunan dan pertanian di sekitar rumah penduduk.

"Segala upaya telah dilakukan untuk mengusir kawanan gajah itu. Kami berharap pihak terkait untuk menurunkan gajah jinak agar dapat digiring kembali ke habitatnya," kata Lahmuddin.

Camat Trumon Timur itu mengatakan, apabila tidak segera ditanggulangi dengan cara mendatangkan pawang dan gajah jinak, ia khawatir warga akan bertindak anarkis terhadap satwa langka itu.
(KR-IRW/Z003/P003)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010