Mataram (ANTARA News) - Gunung Barujari, anak Gunung Rinjani di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, Selasa, kembali meletus menyemburkan asap tebal berwarna coklat dengan ketinggian sekitar 1.200 meter.

"Pada Selasa terjadi letusan yang menyemburkan asap tebal berwarna coklat," kata Kepala Seksi Mitigasi Bencana Geologi dan Sumber Daya Mineral Dinas Pertambangan dan Energi NTB Kun Dwi Santoso.

Gunung Barujari dengan ketinggian 2.376 meter di atas permukaan laut merupakan anak Gunung Rinjani (3.726 meter).

Ia mengatakan pada Senin (3/5) juga terjadi satu kali letusan yang menyemburkan asap tebal berwarna coklat setinggi 1.500 meter dari pusat letusan, serta tiga kali letusan dengan amplitudo 17 mm, berdurasi 50 detik.

"Sedangkan pada Selasa (4/5) aktivitas kegempaan yang terekam di Pos Pengamatan Gunung Rinjani di Desa Sembalun Lawang, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur menunjukkan beberapa kali letusan dengan amplitudo 35-49 mm berdurasi 35-136 detik," katanya.

Menurut dia dari hasil pengamatan pos pengamatan Gunung Rinjani, gunung tersebut masih berstatus waspada (level II), karena itu masyarakat sekitarnya dan para pendaki diimbau untuk tetap waspada.

"Tidak menutup kemungkinan aktivitas gunung api tersebut akan meningkat," katanya.

Ia mengatakan sejak terjadi letusan pada kerucut Gunung Barujari pada 2 Mei 2009 hingga kini letusan masih terus berlangsung, karakter umum letusan adalah letusan abu disertai asap dan semburan lava pijar.

"Kami akan terus memantau secara terus-menerus," ujar Kun.

Menurut dia dari data pengamatan secara visual pada 1 hingga 29 Maret 2010, Gunung Rinjani juga mengeluarkan kolom asap letusan sebanyak 22 kali, kolom-kolom asap tersebut berwarna putih hingga coklat tebal dengan ketinggian 50-90 meter di atas Pelawangan.

"Karena itu berdasarkan hasil pengamatan aktivitas magmatik di anak Gunung Rinjani, yaitu Gunung Barujari, masih berlangsung namun kecenderungan aktivitas letusan dan embusan asap putih dari kawah aktifnya terus menurun," katanya.

Kun mengatakan meski demikian peningkatan konsentrasi gas magmatik di sekitar Danau Segara Anak masih tetap perlu diwaspadai mengingat embusan asap dan letusan masih berlangsung hingga sekarang.(M025/E005)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010