Palembang (ANTARA News) - Pelatih Sriwijaya FC Rahmad Darmawan menyatakan akan mengesampingkan dulu masalah nonteknis yang dihadapi timnya, terutama kasus pengeroyokan suporter oleh pemain.

"Demi keberhasilan laga babak 16 besar Asian Football Confederation Cup melawan Thai Port di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang, Rabu (12/5)," sambungnya di Palembang, Selasa.

Rahmad menilai pengeroyokan oleh empat pemainnya --Charis Yulianto, Isnan Ali, Cristian Worabay, dan Ambrizal-- yang telah membuat seorang suporter terluka parah dan tiga lainnya luka ringan, harus diletakkan dalam porsi yang tepat.

"Saya minta maaf karena ini adalah permasalahan berbeda. Saya menekankan pemain untuk fokus pada pertandingan, karena kami dikejar waktu," katanya seraya menyebut dua pertandingan yang dihadapi timnya ke depan adalah laga hidup dan mati.

"Saya membutuhkan sekali kondisi kondusif dalam tim, karena jika gagal di Piala Indonesia atau kalah dari Thai Port maka kami harus bersiap tak ada gelar diraih musim ini, mengingat kesempatan di ajang Super Liga sudah tertutup," ujar pelatih berusia 43 tahun ini pula.

Dalam dua laga penyisihan grup Sriwijaya menuai hasil tak sempurna setelah ditahan imbang Persija Jakarta 0-0, dan 2-2 oleh Persisam Samarinda.

Padahal, rival terdekat Persija Jakarta, menuai hasil maksimal dengan mencukur PSMP Mojokerto 7-2, dan menang 4-0 atas Persisam Samarinda.

Keempat pemain Sriwijaya itu sedang menjalani proses hukum dan dinyatakan berstatus tersangka oleh Kapoltabes Palembang, AKBP Drs Cahyo Budi Siswanto, Senin siang.

Manajemen SFC yang dikomandoi PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) memilih bungkam menanggapi hal itu.

"No comment untuk masalah ini. Kami telah melakukan yang terbaik untuk menyelesaikan masalah ini, tapi kami tidak dapat berbuat apa-apa karena ini adalah hak setiap warga negara untuk menjalankan proses hukum," kata Hendri Zainuddin, Direktur Teknik PT SOM dan sekaligus Manajer SFC.

U005*B014/F002/AR09

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010