Kabul (ANTARA News) - Jumlah perempuan yang terdaftar sebagai kandidat untuk pemilihan anggota dewan yang akan datang di Afghanistan meningkat sekitar 20 persen dibanding pada pemilihan tahun lalu, menurut seorang pejabat pemilihan.

Dari 2.447 orang yang telah terdaftar untuk mencalonkan diri dalam pemilihan September yang akan datang itu, 386 adalah perempuan, kata Fazel Ahmad Manwai, ketua Komisi Pemilihan Independen (IEC), Kamis.

"Dalam pemilihan terakhir pada 2005, kami memiliki 328 kandidat perempuan. Sekarang kami memiliki 386 dari saudari-saudari kami yang mendaftar," jelasnya pada wartawan.

Afghanistan merencanakan untuk mengadakan pemilihan pada September 2010, setelah pemilihan itu ditunda dari jadwal semula Mei.

Pesta demokrasi tersebut akan menjadi pemilihan kedua sejak serangan pimpinan AS yang menggulingkan rezim Taliban pada sakhir 2001 dan perlawanan sengit meletus yang memancing 130.000 tentara internasional ke negara itu.

Gerilyawan itu telah memboikot pemilihan presiden Agustus lalu dan menyerang pusat-pusat pemungutan suara, sehingga menewaskan puluhan orang termasuk sejumlah petugas pemilihan.

Meskipun ancaman kekerasan membayangi pemilihan yang akan datang, tampak ada tanggapan antusias dari banyak macam orang yang ingin masuk majelis rendah, atau Wolesi Jirga, untuk memajukan demokrasi di Afghanistan.

Menurut Manwai, lebih dari 200 orang, termasuk beberapa perempuan, telah didiskualifikasi dari pencalonan karena mereka tidak berhasil memenuhi persyaratan agar mereka mengumpulkan tandatangan dari 1.000 orang untuk mendukung pencalonan mereka.

Para calon akan disaring karena kemungkinan keterlibatan mereka dalam pasukan bersenjata tidak sah -- warisan tiga dasawarsa konflik di Afghanistan -- sebelum diperbolehkan untuk tampil di keras pemilihan, ujarnya.

Menwai menjelaskan tidak ada tempat pemungutan suara akan dibuka tanpa keamanan yang memadai.

"Kami telah menjelaskan, sangat jelas bahwa kami tidak akan membuka tempat pemungutan suara di tempat-tempat di mana keamanan tidak tersedia," katanya.

AFP/S008/B00216

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010