Jakarta (ANTARA News) - Dominasi Bogasari atas pasar tepung terigu di Indonesia terus menurun dari 90,08 persen pada 1994 menjadi 57 persen pada 2008 menyusul munculnya industri tepung terigu baru dalam negeri.

"Liberalisasi perdagangan telah menurunkan tingkat konsentrasi pasar industri tepung terigu secara cukup signifikan," kata Peneliti senior LPEM-UI Prof Dr Ine Minara Ruki di Jakarta, Jumat.

Berdasarkan penelitiannya, pangsa pasar perusahaan terbesar di industri tepung terigu yaitu Bogasari terus mengalami penurunan dari 90,08 pada 1994 menjadi 71,70 persen pada 2002.

Perhitungan itu, kata dia, berdasarkan data nilai total "output" industri dan nilai impor.

"Bahkan menurut Aptindo (Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia) pada 2008 pangsa pasar Bogasari sudah sekitar 57 persen," ujarnya.

Ine menilai kebijakan deregulasi ekonomi dan liberalisasi pedagangan gandum maupun tepung terigu pada 1998 mengubah struktur industri tepung terigu dari monopoli menjadi oligopoli asimetris dengan perusahaan dominan.

Bogasari, kata dia, dikelilingi para pesaing kecil yang dalam teori oligopoli disebut "fringe competitors."

Berdasarkan data Aptindo, kata Ine, sepuluh tahun kemudian, jumlah pemain yang beroperasi di industri bertambah menjadi 14 perusahaan dari sebelumnya empat perusahaan, bahkan bertambah lagi dengan masuknya tiga perusahaan baru.

"Secara teori, pada industri oligopolistik asimetris, perusahaan dominan cenderung menjadi penentu harga dan para pesaing kecil menjadi pengikut," katanya.

Kondisi itu membuat pesaing kecil sukar bertahan di industri tersebut, sebaliknya  jika perusahaan dominan menerapkan harga lebih tinggi, akan menghadapi "the prospect of entry," dan beralih ke para pesaing kecil.

Lebih jauh Ine mengomentari temuan dumping tepung terigu dari Turki yang disimpulkan Komite Anti Dumping Indonesia (KADI).

Ia menilai jika pemerintah tidak menetapkan bea masuk antidumping (BMAD), Bogasari sebagai pemimpin pasar akan mampu bertahan dalam jangka lama.

"Namun industri (tepung terigu yang lebih kecil) akan sulit untuk bertahan. Selain itu, pada gilirannya nanti, sangat mungkin, struktur industri tepung terigu  akan kembali menjadi monopoli. Di industri itu pemain menjadi hanya dua, yaitu Bogasari dan importir," ujarnya.
R016/N002

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010