Menurut dia, keikutsertaan dirinya dalam pemilukada hanyalah atas dasar ingin menyelamatkan demokrasi di daerah tersebut karena pada awalnya memang hanya ada satu paket calon Bupati dan Wakilnya yang merupakan calon tunggal yang diusung oleh koalisi partai.
Meskipun memang paket lain yang ikut melalui jalur perseorangan atau independent yang akhirnya pada saat penetapan calon kontestan Pemilukada oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) beberapa waktu lalu, paket tersebut gagal karena tidak bisa memenuhi persyaratan dalam hal pengumpulan Kartu Tanda Penduduk (KTP).
"Jika kami tidak ikut sebagai kontestan Pemilukada, dan calon independent gagal seperti yang telah terjadi maka apa jadinya demokrasi di daerah ini," Kata Hariyadi, Senin.
Dia menambahkan, sebagai warga Negara yang memiliki hak politik di merasa terpanggil untuk membangun daerahnya sendiri dengan jalan mengiayakan tawaran dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ketika mereka "melamar" dirinya untuk menjadi calon Wakil Bupati dari partai itu.
Dan ketika dirinya menerima tawaran tersebut maka jabatan rektor yang saat ini sedang di dudukinya akan dilepas dengan tujuan agar dirinya bisa fokus dalam kerja politik.
"Sesuai aturan yang berlaku maka saya harus melepas jabatan sebagai rektor," Kata Hariyadi.
Dia mengatakan, jika dirinya bersama pasangannya terpilih sebagai Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Gorontalo periode 2010-2015 nanti maka strategi pembangunan yang sukses dalam mengembangkan kampus yang dimpinnya akan di terapkan di daerah itu.
Namun sebaliknya jika dia kalah maka, sebagai orang akademisi dirinya akan kembali mengajara para mahasiswa sebagaimana yang telah di lakukannya selama ini.
"Kalau kalah, saya harus kembali membagi ilmu saya kepada para mahasiswa di kampus," Kata Hariyadi.
Professor Doktor Hariyadi Said adalah Calon Wakil Bupati berpasangan dengan Calon Bupati, Sofyan Puhi yang di usung oleh PPP Kabupaten Gorontalo.(MTO/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010
