Yerusalem (ANTARA News/AFP) - Pasukan Israel menembak mati dua orang bersenjata Palestina yang menyusup ke wilayah negara Yahudi itu dari Jalur Gaza, Jumat, kata militer.

"Terjadi tembak-menembak antara IDF (militer Israel) dan orang-orang bersenjata Palestina yang menyusup ke wilayah Israel. Akibatnya, dua orang bersenjata tewas," kata seorang juru bicara militer.

Menurut wanita juru bicara itu, bentrokan tersebut terjadi di daerah pedesaan Israel selatan.

Kedua gerilyawan itu menyusup ke Israel "tampaknya dengan maksud melancarkan serangan teror", kata situs berita surat kabar Haaretz.

Penduduk diminta tetap berada di dalam rumah dan jalan-jalan setempat ditutup ketika pasukan dan gerilyawan itu terlibat dalam tembak-menembak, kata radio militer.

Moawiya Hassanein, kepala pelayanan daurat Gaza, mengatakan, ada koordinasi dengan Israel untuk membawa mayat kedua pejuang tersebut kembali ke wilayah kantung Palestina itu.

Daerah perbatasan dijaga sangat ketat dan penyusupan pejuang Palestina ke wilayah Israel hampir tidak pernah terjadi.

Pada April 2008, pejuang-pejuang Palestina, dengan lindungan tembakan mortir, berhasil melanggar perbatasan di dekat terminal Nahal Oz dan masuk ke wilayah Israel. Mereka menembak mati dua orang Israel dalam apa yang disebut militer sebagai "upaya penculikan gagal", sebelum orang-orang Palestina itu tewas ditembak tank Israel ketika mereka melarikan diri kembali ke Gaza.

Peristiwa Jumat itu terjadi setelah serangan udara tengah malam Israel yang tidak menjatuhkan korban, yang dilakukan untuk membalas serangan rudal pejuang Palestina.

Jalur Gaza, kawasan pesisir yang padat penduduk, diblokade oleh Israel dan Mesir setelah Hamas berkuasa hampir tiga tahun lalu.

Kelompok Hamas menguasai Jalur Gaza pada Juni tahun 2007 setelah mengalahkan pasukan Fatah yang setia pada Presiden Palestina Mahmoud Abbas dalam pertempuran mematikan selama beberapa hari.

Sejak itu wilayah pesisir miskin tersebut dibloklade oleh Israel. Palestina pun menjadi dua wilayah kesatuan terpisah -- Jalur Gaza yang dikuasai Hamas dan Tepi Barat yang berada di bawah pemerintahan Abbas.

Uni Eropa, Israel dan AS memasukkan Hamas ke dalam daftar organisasi teroris.

Hamas hingga kini masih terlibat dalam konflik dengan Israel, yang menarik diri dari wilayah pesisir Jalur Gaza pada 2005 namun tetap memblokadenya.

Perang di dan sekitar Gaza meletus lagi setelah gencatan senjata enam bulan berakhir pada 19 Desember 2008.

Israel membalas penembakan roket pejuang Palestina ke negara Yahudi tersebut dengan melancarkan gempuran udara besar-besaran dan serangan darat ke Gaza dalam perang tidak sebanding yang mendapat kecaman dan kutukan dari berbagai penjuru dunia.

Pasukan Israel juga berulang kali membom daerah perbatasan Gaza dengan Mesir sejak mereka memulai ofensif pada 27 Desember 2008 dalam upaya menghancurkan terowongan-terowongan penyelundup yang menghubungkan wilayah miskin Palestina itu dengan Mesir.

Angkatan Udara Israel membom lebih dari 40 terowongan yang menghubungkan wilayah Jalur Gaza yang diblokade dengan gurun Sinai di Mesir pada saat ofensif itu dimulai.

Terowongan-terowongan yang melintasi perbatasan itu digunakan untuk menyelundupkan barang dan senjata ke wilayah Jalur Gaza yang terputus dari dunia luar karena blokade Israel sejak Hamas menguasainya pada 2007.

Operasi "Cast Lead" Israel itu, yang menewaskan lebih dari 1.400 orang Palestina yang mencakup ratusan warga sipil dan menghancurkan sejumlah besar daerah di jalur pesisir tersebut, diklaim bertujuan mengakhiri penembakan roket dari Gaza. Tiga-belas warga Israel tewas selama perang itu.

Proses perdamaian Timur Tengah macet sejak konflik itu, dan Jalur Gaza yang dikuasai Hamas masih tetap diblokade oleh Israel. (M014/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010