Jakarta (ANTARA News) - Penggunaan "tanning bed" di dalam ruangan meningkatkan risiko terserang melanoma, yaitu penyakit kanker kulit yang mematikan.

"Tanning bed" adalah alat yang digunakan untuk membantu menjadikan kulit seseorang menjadi kecoklatan, seperti berjemur di bawah panas matahari.

Sejumlah peneliti Amerika Serikat (AS) mengatakan, orang yang menggunakan "tanning bed" jenis apapun selama beberapa waktu, 74 persen lebih mungkin terserang melanoma, dan penggunaan yang lebih sering menyebabkan 2,5 hingga tiga kali lebih mungkin menderita kanker kulit itu dibanding mereka yang tidak pernah menggunakannya.

Penelitian itu menegaskan sejumlah riset sebelumnya yang mengaitkan penggunaan "tanning bed" dalam ruangan dengan melanoma, dan menjawab pertanyaan tentang apakah kegiatan itu aman, atau apakah risikonya tergantung pada jenis "tanning bed" yang digunakan.

"Kami menemukan bahwa tidak jadi soal jenis peralatan "tanning bed" yang digunakan, tidak ada peralatan "tanning bed" yang aman," kata DeAnn Lazovich dari University of Minnesota, yang hasil penelitiannya dimuat dalam jurnal Cancer Epidemiology, Biomarkers and Prevention.

Penelitian itu menyimpulkan bahwa orang-orang muda memiliki risiko lebih besar, tetapi Lazovich mengatakan risiko itu meningkat sejalan dengan frekuensi penggunaan tanpa melihat usia, jenis kelamin dan peralatan yang digunakan.

"Kenaikan risiko yang kami laporkan adalah risiko yang berkaitan dengan penggunaan "tanning bed" dalam ruangan dan melampaui faktor risiko yang diketahui untuk melanoma," kata Lazovich seperti dikutip reuters.

Peraturan yang kuat

Dr Allan Halpern, kepala bagian dermatologi pada Pusat Kanker Memorial Sloan-Kettering di New York, mengatakan bahwa kasus melanoma meningkat di AS dan penemuan itu memperkuat kebutuhan untuk mengatur "tanning bed".

Ia mengatakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengategorikan "tanning bed" sebagai karsinogen bagi manusia.

Badan Obat dan Makanan Amerika (FDA) menilai klasifikasi itu dan mengeluarkan video yang mengatakan penggunaan peralatan ultraviolet atau peralatan pemancar UV untuk tujuan mencoklatkan kulit harus dihindari.

"Saya berharap itu akan sangat membantu FDA untuk mengatur industri tersebut," kata Halpern, yang tidak terlibat dalam penelitian itu.

Untuk penelitian itu, Lazovich dan para koleganya mengamati 1.167 orang yang didiagnosa dengan melanoma dan membandingkannya dengan 1.101 orang yang tidak menderita melanoma.

Tim itu menanyakan kepada orang-orang itu jenis "tanning bed" apa yang mereka gunakan -- pemancar radiasi UVA atau UVB.

Mereka menemukan bahwa risiko menderita melanoma tiga kali lebih tinggi pada orang-orang yang menggunakan "tanning bed" yang memancarkan sinar UVB dan 4,4 kali lebih tinggi times untuk peralatan yang memancarkan UVA.

Mereka juga menemukan bahwa risiko meningkat sejalan dengan penggunaan.

Mereka mendefinisikan penggunaan sering sebagai orang yang menggunakan "tanning bed" dalam ruangan selama lebih dari 50 jam, atau lebih dari 100 sesi, atau lebih dari 10 tahun.

Melanoma menguasai sekitar tiga persen dari kasus kanker kulit, tetapi menyebabkan sebagian besar kematian akibat kanker kulit, dan para dokter hanya memiliki sedikit pengobatan yang efektif begitu penyakit itu menyebar.

Menurut Masyarakat Kanker Amerika, sebanyak 68.000 orang didiagnosa menderita melanoma pada 2009, dan sebanyak 8.650 orang meninggal dunia akibat penyakit itu.
(*)

Pewarta:
Editor: Imansyah
Copyright © ANTARA 2010