Jakarta (ANTARA) - Steven Menayang dengan kudanya Babriola berhasil menjuarai CSI1*-W Longines FEI Jumping World Cup South East Asia League” setelah mengumpulkan poin tertinggi dalam tiga seri kejuaraan yang digelar di Arthayasa Stable, Limo, Depok, Jawa Barat.

Rider berusia 39 tahun itu berdasarkan data resmi yang diterima media di Jakarta, Minggu, mengumpulkan 21,5 poin meski pada seri terakhir Steven Menayang hanya menjadi yang terbaik kedua. Rider klub ZZ Stable ini di seri kedua Kamis lalu tampil sebagai juara pertama.

“Sukses ini karena persiapan kami yang matang. Kalau persiapan tidak bagus, tentu hasilnya tak seperti ini. Mempertahankan kondisi kuda selama tiga seri menjadi tantangan para peserta,” kata Steven.

Pada seri terakhir (final), Minggu, Marcho Momuat berhasil menjadi yang terbaik dan mengantongi hadiah uang Rp15,4 juta. Dengan kudanya Chico’s Lady, rider Aragon itu mengoleksi 4 angka kesalahan setelah menjatuhkan satu rintangan.

Steven berada di posisi kedua (8 angka kesalahan) dengan hadiah uang Rp9,6 juta. Sedangkan Ferry Wahyu Hadiyanto (12 angka kesalahan) dari Equinara menjadi juara ketiga dengan kudanya Granadine. Ferry mendapatkan hadiah uang Rp7 juta.

Pada klasemen perolehan poin, Marcho ada di urutan kedua dengan 19 poin hasil dari kemenangan di seri terakhir dan ranking keempat di seri kedua. Ferry menempati posisi ketiga klasemen dengan 16 poin.

“CSI1*-W Longines FEI Jumping World Cup South East Asia League” terselenggara berkat dukungan Aragon, DNV Equestrian, Almor Stable, ZZ Stable, Nusa Kirana Group, Zaganosh, Oxone, Djiugo dan Arthayasa. Riyanti Kutty Nurinda dari klub DNV optimis pertandingan level internasional ini bisa digelar secara berkala.

“Digelarnya Jumping World Cup SEA League ini sejalan dengan keinginan komunitas equestrian. Sudah lama sekali tidak diadakan. Kami bersyukur event ini bisa berjalan dengan baik di saat pandemi seperti ini,” kata Nurinda.

Kejuaraan “CSI1*-W Longines FEI Jumping World Cup South East Asia League” dilaksanakan dengan protokol kesehatan yang ketat. Panitia membatasi jumlah peserta. Semua atlet, ofisial dan pendukung tim wajib menjalani swab test di lokasi pertandingan.

Baca juga: Raymen juarai Seri I lompat rintangan berkuda Asia Tenggara

Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2020