Jakarta (ANTARA) - Tim Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) mengevakuasi 17 kantong jenazah korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 pada hari kedelapan misi pencarian pesawat yang jatuh pada Sabtu (9/1) di perairan Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.

"Yang diserahkan kepada kami berupa 17 kantong 'body part', tiga kantong serpihan kecil, kemudian satu kantong berupa properti berupa dokumen dan pakaian," Direktur Operasi Basarnas Brigjen TNI (Mar) Rasman MS di Posko SAR Terpadu Jakarta International Container Terminal (JICT) 2 Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu.

Rasman menjelaskan jenazah maupun properti yang ditemukan oleh Tim Basarnas akan diserahkan kepada tim DVI dan Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk dilakukan identifikasi dan pemeriksaan lebih lanjut.

"Selanjutnya saya serahkan kepada Tim DVI dan KNKT untuk dilakukan proses identifikasi lebih lanjut," katanya.

Sebelumnya, Kapal Negara (KN) Trisula dari Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) menemukan tujuh potong pakaian yang diduga adalah milik penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ 182.

Baca juga: KN Trisula KPLP temukan pakaian diduga milik penumpang SJ 182
Baca juga: Tim DVI Polri terima 162 kantong jenazah dan 74 kantong properti
Kapal Negara (KN) Trisula dari Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) menemukan tujuh potong pakaian yang diduga adalah milik penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ 182, Sabtu (16/1/2021). ANTARA/Fianda Sjofjan Rassat
Pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC dengan nomor penerbangan SJ182 dengan rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di perairan antara Pulau Lancang dan Pulau Laki,
Kepulauan Seribu.

Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 mil laut (nautical mile/nm) di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.

Pesawat lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB karena karena faktor cuaca.

Berdasarkan data manifes, pesawat yang diproduksi pada 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak dan tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri enam kru aktif dan enam kru ekstra.

Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2021