berkapasitas 10 liter per detik
Jakarta (ANTARA) - Badan Usaha Milik DKI Jakarta PT PAM JAYA (Perseroda) mengatakan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Mookervart sanggup melayani hingga 1.902 unit rumah susun (rusun) di kawasan Pesakih, Daan Mogot, Jakarta Barat.

Direktur Utama PT PAM JAYA Priyatno Bambang Hernowo mengatakan spesifikasi dari sistem penyediaan air minum (SPAM) komunal tersebut setara dengan pelayanan air bersih terhadap 9.700 jiwa setiap hari.

Baca juga: Anies apresiasi kualitas air hasil pengolahan IPA Mookervart

"SPAM komunal yang mengambil air baku dari kali Mookervart ini akan memenuhi kebutuhan sebanyak 1.902 unit rusun yang saat ini sudah dan akan dibangun, dan ini setara dengan 9.700 jiwa yang akan terlayani," kata Priyatno di area IPA Mookervart, Rusun Pesakih, Jakarta Barat, Senin.

Priyatno mengatakan bahwa IPA Mookervart mampu menghasilkan air bersih mengalir berkapasitas 10 liter per detik (LPS).

Baca juga: PUPR percepat lelang investasi SPAM Djuanda bagi air bersih Jakarta

Pembangunan IPA Mookervart berlangsung kurang lebih empat bulan sejak November 2020 jika dihitung dari proses mulai dari pipa berdiri hingga kini mulai beroperasi pada 22 Maret 2021

Tapi pembangunan waduk buatan sebagai penampung sumber air baku IPA Mookervart dilakukan lebih dulu sejak 2019 dan selesai pada 2020.
Instalasi Pengolahan Air (IPA) Mookervart di area Rumah Susun (Rusun) Pesakih, Jakarta Barat, Senin (22/3/2021). (ANTARA/ Abdu Faisal)

Adapun sistem kerja Instalasi Pengolahan Air Mookervart tersebut menggunakan teknologi Moving Bed Bio Film Reactor (MBBR), yaitu proses pengolahan air limbah secara biologi menggunakan bakteri yang tumbuh di permukaan media biofilm.

Air limbah domestik yang berasal dari Rusun Pesakih dan air baku yang berasal dari Kali Mookervart dialirkan menuju waduk buatan di area Pesakih yang memiliki luas 1,1 hektare.

Dari waduk tersebut, air dipompa masuk menuju IPA untuk disaring dan diolah menggunakan teknologi MBBR tersebut hingga siap digunakan kembali oleh warga.

"Jika bapak-ibu lihat di sisi kiri kita, itu adalah waduk yang berisi air yang berasal dari rusun dan kemudian kami juga memanfaatkan Kali Mookervart yang ada di depan sana, yang kalau kita tahu kualitasnya memang secara standar baku mutunya sudah tidak memenuhi syarat. Tapi dengan kemajuan teknologi, alhamdulillah, kita bisa memanfaatkan air yang secara standar baku mutunya sudah tidak bisa memenuhi, diolah dan dijadikan air minum," kata Priyatno.

Baca juga: Pasokan air bersih terganggu akibat pipa Palyja bocor di Meruya

Pengolahan pertama yaitu melalui bak spiral sieve (saringan spiral) sebanyak dua kali tahapan untuk memisahkan partikel berukuran besar hingga sedang.

Selanjutnya, air yang sudah disaring tadi dialirkan menggunakan gravitasi ke unit MBBR yang terdiri dari tiga buah bak penampung air yang memiliki tiga fungsi.

Bak pertama untuk menurunkan kadar biokimia yang terdegradasi dalam air limbah (biochemical oxygen demand/ BOD), bak kedua dan ketiga untuk menurunkan kadar amonia dalam air limbah menggunakan media biofilm Anox K-5.

Setelah proses MBBR, air dibawa menuju unit high rate clarifier (HRC)  yang memiliki tiga rangkaian proses.

Proses pertama di Unit HRC disebut dengan proses koagulasi yaitu injeksi bahan koagulan yang terdiri dari polymer, PAC, dan soda ash ke dalam air hasil proses MBBR sesuai dosis yang ditentukan.

Berikutnya, air dibawa menuju aliran yang naik-turun melalui lima kompartemen, sehingga terjadi proses pembentukan flok atau gumpalan-gumpalan yang melayang di air.

Ketiga, proses sedimentasi, dimana flok yang terbentuk akan diendapkan melalui plat-plat yang berjejer sehingga flok tersebut jatuh ke ruang lumpur, hingga akhirnya terpisah antara air bersih dan endapan.

Air bersih akan mengalir melalui celah-celah kecil (gutter) menuju sumur murni (clear-well) sebagai wadah penampung akhir. Sementara endapannya akan terpisah menuju ruang lumpur.

Air yang sudah ditampung dalam clear-well itulah yang dipompa menuju tangki saringan bertekanan tinggi (pressure filter) kemudian diolah hingga siap menjadi air yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2021