Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono menyatakan bahwa mayoritas pemuda Indonesia hidup miskin dengan tingkat pendidikan dan ketrampilan yang rendah.

Agung Laksono mengatakan hal itu dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan oleh Asisten Deputi V Menkokesra Suarmansyah pada acara Pembukaan Kongres ke II dan Dialog Nasional Majelis Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Sehat (MPP GPS) di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Selasa.

Menurut Menko Kesra, pemuda Indonesia pada saat ini berada dalam lingkaran penyakit sosial akibat kurangnya pemberdayaan, pengembangan dan perlindungan.

"Hal ini merupakan problematika kita bersama, maka kita harus berusaha menanggulangi problematika ini secara terencana, terpadu dan komprehensif," kata Agung Laksono.

Berdasarkan proyeksi data single years Badan Pusat Statistik 2009, bahwa potensi pemuda Indonesia sangat besar jika dilihat dari jumlah pemuda yang sebanyak 62.985.401 jiwa atau 29,5 persen dari total penduduk Indonesia yakni 213,287 juta jiwa.

"Seandainya seluruh pemuda dapat berperan aktif dalam menggerakkan kegiatan pembangunan hal ini merupakan peluang dan sekaligus tantangan. Jika hal ini dijadikan peluang bagi kemajuan pemuda Indonesia maka berbagai permasalahan pembangunan yang ada di Indonesia akan segera dapat teratasi," katanya.

Dia juga mengatakan, pada saat ini telah ada undang-undang nomor 40 tahun 2009 tentang kepemudaan yang menjadi landasan untuk melakukan pembangunan kepemudaan.

"Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa pemuda memiliki peranan penting dalam pembangunan nasional dan memiliki peran aktif sebagai kekuatan moral, kontrol sosial dan agen perubahan dalam segala aspek pembangunan nasional," katanya.

Karena itu, menurutnya, pemuda harus memiliki kemampuan untuk terus mengembangkan intelegensia dan kemampuan diri untuk hidup lebih baik lagi, dengan kemampuan yang terus berkembang diharapkan pemuda dapat berperan mengatasi kemiskinan.

(T.W004/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010