Banda Aceh (ANTARA News) - Deklamator Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Tgk Hasan Muhammad Di Tiro yang dirawat intensif di Rumah Sakit Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh dilaporkan sudah melewati masa kritis.

"Kondisi kesehatannya sudah membaik dibanding dua hari sebelumnya," kata Ketua tim medis Muhammad Andalas, yang menangani Hasan Tiro di Banda Aceh, Rabu.

Hasan Tiro mendapat perawatan intensif dengan pernafasan bantuan sejak 10 hari lalu di rumah sakit milik Pemerintah Aceh itu. Pendiri Aceh Merdeka itu mengalami infeksi paru-paru, katanya.

Lelaki kelahiran Pidie, Aceh, 25 September 1925 ini sempat mengasingkan diri di Stockholm, Swedia sejak 1976. Ia kembali ke Aceh setelah penandatanganan kesepakatan damai RI-GAM di Helsinki, Finlandia, 15 Agustus 2005.

Tgk Hasan Tiro kembali ke Aceh pada Oktober 2008 dan sejak akhir Oktober 2009, tinggal di rumah khusus di kawasan Lamteumen Timur, Kecamatan Jaya Baru, Kota Banda Aceh.

Muhammad Andalas mengatakan, Hasan Tiro kini sudah bisa merespons pembicaraan tamu yang menjenguknya. Kendati begitu, ia belum bisa mengucapkan sesuatu.

"Pasien sudah bisa merespons dengan menggerakkan anggota tubuh. Ini artinya kondisinya sudah berangsur membaik dibanding beberapa hari sebelumnya," kata Muhammad Andalas.

Menurut dia, penyakit infeksi paru-paru diderita Hasan Tiro karena faktor usia. Oleh karena itu, tim dokter harus ekstra hati-hati mengobatinya.

Sehari sebelumnya Hasan Tiro harus menjalani proses cuci darah. Ini dilakukan untuk membersihkan darah agar proses pengobatannya berjalan lancar.

Proses cuci darah tersebut bukan karena pasien mengalami gagal ginjal, tapi untuk memudahkan proses pengobatan infeksi paru-paru yang dideritanya selama ini, sebut Muhammad Andalas.

Pihak keluarga Hasan Tiro tetap mempercayakan perawatan di rumah sakit tersebut karena RSUZA ini memiliki fasilitas medis lengkap dan sama seperti rumah sakit di luar negeri.

Hal itu diakui Tgk Fauzi Zainoel Abidin, keponakan Hasan Tiro yang selama ini menemaninya selama dirawat di rumah sakit termegah di Provinsi Aceh tersebut.

"Keluarga tidak akan memindahkan perawatan ke rumah sakit di luar negeri karena RSUZA memiliki fasilitas lengkap. Dokter yang merawatnya pun lulusan luar negeri," kata Tgk Fauzi.

(T.KR-HSA/S019/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010