Kupang (ANTARA News) - Mantan Wakil Panglima Pasukan Pejuang Integrasi Timor Timur Eurico Guterres menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya pencetus Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Hasan Tiro.

Ketika menghubungi ANTARA News dari Jakarta, Kamis malam, Euciro mengatakan bahwa ia kehilangan seorang sosok nasionalis sejati yang pernah menjadi sumber inspirasinya.

"Sebagai manusia beriman, secara pribadi saya sampaikan rasa belangsungkawa atas meninggalnya Hasan Tiro," kata Eurico, yang kini masih menjabat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Partai Amanat Nasional Nusa Tenggara Timur (PAN NTT) itu.

Dia menyatakan kekagumannya pada kepribadian Hasan Tiro yang pernah menjadi pemberontak dan mendirikan GAM, tetapi kemudian atas kesadaran kritis, kembali menjadi warga negara Indonesia, menghabiskan masa tua, bahkan meninggal dunia dan dimakamkan di Bumi Nangroe Aceh Darussalam.

Apalagi, kata tokoh eks Timor Timur (Timtim) di Indonesia itu, Hasan Tiro adalah keturunan seorang pahlawan nasional Tengku Tjhik Muhammad Saman Di Tiro, yang pernah melawan kolonial Belanda.

Sebagai anak bangsa yang membanggakan para pejuang, Eurico mengatakan sangat menghormati dan mengagumi Hasan Tiro ketika tokoh yang selalu tampil dengan rambut panjang berkepang satu dan sering membiarkan jenggotnya memanjang itu mengetahui bahwa Hasan Tiro pernah menyampaikan kekecewaannya terhadap GAM yang ingin memerdekakan Aceh.

"Syukurlah, sebelum meninggal, dia kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi. Mungkin Hasan Tiro sadar bahwa berpaling dari Ibu Pertiwi tidak ada manfaatnya," kata Guterres.

Menurut pengakuan Eurico, banyak tokoh eks Timtim yang tetap setia pada Merah Putih dan kini menetap di berbagai tempat di Tanah Air mengagumi ketokohan Hasan Tiro, yang pernah mengendalikan GAM dari Swedia, namun di hari tuanya, memilih kembali ke Aceh, wilayah yang tidak pernah ditaklukan penjajah Belanda.

Rasa dukacita itu dia sampaikan karena alasan kemanusiaan, nasionalisme, ketokohan, dan politik.

Eurico berharap meskipun Hasan Tiro telah tiada, nasionalismenya bisa mengilhami kaum muda Aceh untuk lebih mencintai Bumi Pertiwi.

Sebagai seorang nasionalis sejati, Eurico mengaku sempat kecewa dengan GAM yang minta pisah dari negeri ini. Namun, lanjut dia, semua itu telah menjadi catatan sejarah menyusul keputusan Hasan Tiro untuk kembali ke Tanah Air dan menjadi warga negara Indonesia.

Ia menyampaikan kekecewaannya atas perlakuan pemerintah terhadap para pejuang Timor Timur yang kini menetap di Indonesia yang seakan "diterlantarkan". Mestinya, para pejuang eks Timtim diperlakukan seperti Hasan Tiro, bukan malah dipenjarakan.

"Pejuang Timor Timur yang pernah bela Indonesia, malah dipenjarakan dan dibiarkan hidup sengsara di kamp pengungsi darurat," kata Guterres.

Ia mengatakan bahwa dirinya bersama sejumlah tokoh gigih memperjuangkan kedaulatan Indonesia atas Timor Timur, tetapi justru di penjara.
(T.K006/D007/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010