Denpasar (ANTARA News) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika berharap kalangan hotel dan restoran di Pulau Dewata dapat menampung dan memanfaatkan hasil-hasil pertanian lokal untuk selanjutnya diolah dan disajikan kepada wisatawan.

"Memanfaatkan hasil-hasil pertanian lokal itu akan sangat mendukung program revitalisasi sektor pertanian yang dilakukan pemerintah setempat," kata Kabag Publikasi dan Dokumentasi pada Biro Humas dan Protokol Pemprov Bali I Ketut Teneng di Denpasar Sabtu.

Ia mengatakan, ratusan hotel berbintang dan restoran hendaknya memanfaatkan hasil pertanian lokal, bukan mengimpor dari luar negeri atau mendatangkan dari daerah lain di Indonesia.

Hal itu secara tidak langsung akan mampu meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup petani, yang selama ini mereka kesulitan memasarkan hasil-hasil pertanian yang dihasilkan.

"Gubernur Pastika dalam melakukan revitalisasi sektor pertanian telah menekankan petani untuk menggunakan pupuk organik untuk menghasilkan produk pertanian yang ramah lingkungan," ujar Ketut Teneng.

Selain itu menggunakan bibit unggul dan pengembangan teknologi berbasis sumber daya lokal, dengan harapan mampu menghasilkan produk yang bermutu dalam memenuhi permintaan pasar.

Oleh sebab itu program revitalisasi sektor pertanian perlu mendapat dukungan dari berbagai pihak, khususnya pengusaha pariwisata untuk menampung hasil-hasil pertanian, guna disajikan kepada wisatawan, tutur Ketut Teneng.

Gurubesar Fakultas Pertanian Universitas Udayana Prof Dr I Wayan Windia, MS dalam kesempatan terpisah menambahkan, Bali sebagai daerah wisata yang mengalami perkembangan pesat memiliki peluang besar dalam mengembangkan sektor pertanian, peternakan dan perikanan.

Meskipun Bali wilayahnya tidak begitu luas, namun masih mempunyai celah untuk mengembangkan komoditi pertanian unggulan yang bernilai ekonomis tinggi, sekaligus sanggup meningkatkan pendapatan masyarakat, yang bergerak di luar sektor pariwisata.

Peluang tersebut pada subsektor tanaman pangan dengan meningkatkan produksi aktual, karena selama ini produksi rata-rata baru 70 persen, atau masih jauh di bawah produktivitas potensial.

Demikian pula indeks pertanaman (IP) lahan pertanian di Bali sangat terbatas, namun dengan adanya dukungan organisasi pengairan tradisional (subak) yang diwarisi secara terun temurun dalam mengatur pengairan irigasi menjadi potensi khusus yang dapat dimanfaatkan untuk memberdayakan petani.

Demikian pula pada sub sektor peternakan ditandai dengan permintaan yang cukup tinggi terhadap produk daging, telur dan susu dalam memenuhi kebutuhan wisatawan dalam dan luar negeri yang berliburan di Pulau Dewata, disamping memenuhi konsumsi masyarakat setempat.

Kondisi tersebut merupakan tantangan sekaligus peluang dalam memanfaatkan potensi bidang pertanian secara maksimal, harap Prof Windia.
(ANT/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010