pelaku usaha perhotelan dan restoran harus segera melakukan transformasi bisnis dengan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi digital
Padang (ANTARA) - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menyiapkan sejumlah strategi untuk meningkatkan kembali hunian hotel dan kunjungan wisata setelah pada 2020 terdampak pandemi COVID-19.

"Langkah pertama yang kami lakukan adalah mendorong anggota PHRI untuk menerapkan protokol kesehatan dan mengupayakan sebanyak mungkin mendapatkan sertifikasi CHSE atau kebersihan, kesehatan, keselamatan dan kenyamanan lingkungan," kata Sekjen PHRI Maulana Yusran di Padang, Rabu.

Menurutnya selama 2020 angka rata-rata tingkat hunian hotel di Indonesia hanya mencapai 34,30 persen atau turun dibandingkan 2019 yang mencapai 53,80 persen.

Selain menerapkan protokol kesehatan pihaknya juga berupaya agar semua tenaga kerja hotel dan restoran segara divaksin karena mereka bekerja di sektor publik.

"Secara nasional jumlah pekerja hotel dan restoran yang terdata oleh Kemenkes mencapai 121.485 orang dan di Sumbar sebanyak 2.300 orang," kata dia.


Baca juga: Mudik dilarang, PHRI terima imbauan negara

Baca juga: Sertifikasi CHSE jadi 'angin segar' pengusaha hotel dan restoran

Kemudian pihaknya juga menggelar kampanye bepergian dengan aman serta melakukan adaptasi penjualan paket akomodasi di masa pandemi COVID-19.

Paket yang ditawarkan mulai dari staycation, bekerja dari hotel, paket isolasi mandiri, hingga pertemuan dan perkawinan dengan tes usap antigen, kata dia.

Ia melihat tantangan yang dihadapi pelaku usaha hotel dan restoran di masa pandemi adalah masih adanya pembatasan kegiatan dan pergerakan wisatawan melalui Pembatasan Sosial Berskala Besar dan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat.

"Ini membuat sulit dilakukan perkiraan angka tingkat hunian pada tahun ini," katanya.

Sebagai strategi menyikapi hal itu pihak hotel berupaya memanfaatkan tenaga kerja seminimal mungkin, kata dia.

Berikutnya tantangan yang dijumpai adalah terjadinya pertemuan secara daring sehingga menjadi tantangan bagi hotel yang memiliki ballroom.

"Menyikapi sejumlah tantangan tersebut pelaku usaha perhotelan dan restoran harus segera melakukan transformasi bisnis dengan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi digital dan melakukan efisiensi," ujarnya.


Baca juga: 1.033 hotel dan restoran tutup permanen karena COVID-19

Baca juga: PHRI-INACA gandeng AirAsia gelar paket liburan terjangkau


Baca juga: Pengelola hotel berikan paket tes antigen dongkrak tingkat kunjungan

Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2021