Jakarta (ANTARA News) - Deputi Gubernur Bank Indonesia Muliaman D Hadad mengatakan pertemuan G-20 di Busan, Korea, berkomitmen untuk melanjutkan pembentukan jaring pengaman finansial.

"Diharapkan jaring pengaman finansial dapat dibentuk dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional, regional dan multilateral," katanya dalam diskusi pada acara Pakar KAHMI di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan, jaring pengaman tersebut diperlukan mengingat semakin mudahnya arus lalu lintas modal yang membuat stabilitas sektor keuangan menjadi rentan.

"Setiap negara memperhatikan hal itu karena saat ini arus uang begitu cepat, dan dapat berpindah dengan cepat dari satu negara-ke negara lain, dan ini disadari oleh semua negara," katanya.

Ia menambahkan, krisis dipicu oleh sektor keuangan yang terjadi beberapa tahun belakangan semakin memperkuat pentingnya jaring pengaman finansial.

"Krisis utang Yunani yang bisa merembet ke Eropa tentu menjadi hal yang diperhatikan. Kini ada upaya bagaimana membuat krisis di suatu negara terisolasi, sehingga tidak menyebar," katanya.

Namun demikian, ia mengatakan, pertemuan tersebut masih kesulitan untuk mencapai konsensus bersama dalam kebijakan ekonomi. "Karena tidak ada obat mujarab untuk semua, tidak yang `fit for all`," katanya

Ia mengatakan, hal ini karena masing-masing negara memiliki kondisi ekonomi yang berbeda sehingga cukup sulit untuk membuat satu resep bersama. "Itu wajar, oleh karena itu diseusaikan dengan masing-masing negara," katanya.

Dalam pertemuan G-20 di Busan, Korea, konsolidasi fiskal yang menjadi salah satu tema juga direspons berbeda-beda oleh setiap negara.

Hal ini, menurut dia, karena konsolidasi fiskal yang lebih ke arah penurunan defisit anggaran tersebut dicermati secara berhati-hati oleh masing-masing negara.

"Masalah anggaran terkait juga dengan masalah politik masing-masing negara. Apabila defisit diturunkan yang akan menurunkan anggaran tentu akan menjadi masalah politik di masing-masing negara," katanya.

Namun demikian, menurut dia, pertemuan G-20 tetap diapresiasi lebih lanjut terkait dengan hasil-hasilnya yang berusaha pemulihan ekonomi berjalan lebih cepat.

Dalam pertemuan tersebut, menurut dia, G-20 terus menekankan pentingnya meningkatkan tranparansi di lembaga keuangan, seiring dengan munculnya berbagai krisis.

Selain itu, memuat komitmen untuk memperkuat neraca perbankan, memperbaiki tata kelola di lembaga keuangan, dan meningkatkan persyaratan permodalan dan likuiditas.

Tidak hanya itu, G-20 juga berkomitmen mengurangi penyimpangan moral (moral hazard) pada institusi keuangan yang memiliki dampak sistemik dengan menyiapkan resolusi yang efektif, menerapkan kontribusi yang adil dan subtansial terhadap lembaga keuangan serta menetapkan standar akutansi global.

G-20 juga menyadari pentingnya usaha mikro, kecil dan menengah dalam perekonomian sehingga berkomitmen untuk mencari model pembiayaan yang tepat.

"Selain itu, G-20 juga menekankan peran pertanian untuk mendukung pertumbuhan, pengentasan kemiskinan dan ketahanan pangan," katanya.(*)
(T.M041R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010