Sanaa (ANTARA News/AFP) - Gerilyawan Al-Qaeda, termasuk dua orang Arab Saudi, terlibat dalam pemboman pipa minyak Yaman pada akhir pekan, kata situs berita kementerian pertahanan 26sep.net, Senin.

"Pelaku serangan itu adalah kelompok bersenjata anggota Al-Qaeda yang diburu oleh pasukan keamanan, termasuk orang-orang Saudi Said al-Shahri" dan al-Ghamidi, kata 26sep.net.

Seorang ketua suku juga termasuk diantara pelaku sabotase tersebut, kata situs itu tanpa menyebutkan namanya.

Beberapa sumber suku mengatakan, Sabtu, orang-orang suku menggunakan buldoser untuk membongkar pipa minyak itu, kemudian meledakkannya, sebagai pembalasan atas penyerbuan militer Yaman terhadap rumah seorang pemimpin suku yang dituduh menampung anggota Al-Qaeda.

Setelah pemboman itu, para pemimpin suku di Marib, sebelah timur Sanaa, berjanji berhenti menampung anggota Al-Qaeda dan tidak akan melakukan aksi kekerasan, kata satu sumber suku dan pemerintah, Minggu.

Kesepakatan itu dicapai dalam pertemuan Sabtu antara para pemimpin suku Abide dan Menteri Dalam Negeri Yaman Mayor Jendral Mutahar Rashad al-Masri, beberapa jam setelah serangan terhadap pipa minyak di provinsi Marib dimana suku itu berada.

Provinsi yang merupakan markas Al-Qaeda itu berulang kali menjadi lokasi kerusuhan.

Pada 5 Juni, seorang kolonel angkatan darat Yaman dan dua prajurit tewas dalam serangan terhadap sebuah konvoi yang sedang dalam perjalanan menuju ladang minyak Safar, dalam serangan yang dituduhkan pada Al-Qaeda.

Yaman adalah negara leluhur pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden dan hingga kini masih menghadapi kekerasan separatis di wilayah utara dan selatan.

Yaman Utara dan Yaman Selatan secara resmi bersatu membentuk Republik Yaman pada 1990 namun banyak pihak di wilayah selatan, yang menjadi tempat sebagian besar minyak Yaman, mengatakan bahwa orang utara menggunakan penyatuan itu untuk menguasai sumber-sumber alam dan mendiskriminasi mereka.

Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh telah mendesak rakyat Yaman tidak mendengarkan seruan-seruan pemisahan diri, yang katanya sama dengan pengkhianatan.

Negara-negara Barat dan Arab Saudi, tetangga Yaman, khawatir negara itu akan gagal dan Al-Qaeda memanfaatkan kekacauan yang terjadi untuk memperkuat cengkeraman mereka di negara Arab miskin itu dan mengubahnya menjadi tempat peluncuran untuk serangan-serangan lebih lanjut.

Yaman menjadi sorotan dunia ketika sayap regional Al-Qaeda AQAP menyatakan mendalangi serangan bom gagal terhadap pesawat penumpang AS pada Hari Natal.

AQAP menyatakan pada akhir Desember, mereka memberi tersangka warga Nigeria "alat yang secara teknis canggih" dan mengatakan kepada orang-orang AS bahwa serangan lebih lanjut akan dilakukan.

Para analis khawatir bahwa Yaman akan runtuh akibat pemberontakan Syiah di wilayah utara, gerakan separatis di wilayah selatan dan serangan-serangan Al-Qaeda. Negara miskin itu berbatasan dengan Arab Saudi, negara pengekspor minyak terbesar dunia.

Sanaa menyatakan, pasukan Yaman membunuh puluhan anggota Al-Qaeda dalam dua serangan pada Desember.

Kedutaan Besar Inggris di Sanaa juga menjadi sasaran rencana serangan bunuh diri Al-Qaeda yang digagalkan aparat keamanan Yaman pada pertengahan Desember.

Sebuah sel Al-Qaeda yang dihancurkan di Arhab, 35 kilometer sebelah utara ibukota Yaman tersebut, "bertujuan menyusup dan meledakkan sasaran-sasaran yang mencakup Kedutaan Besar Inggris, kepentingan asing dan bangunan pemerintah", menurut sebuah pernyataan yang dipasang di situs 26Sep.net surat kabar kementerian pertahanan.

Selain separatisme, Yaman juga dilanda penculikan warga asing dalam beberapa tahun ini. (M014/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010