Bekasi (ANTARA News) - Pertamina akan merevisi kembali kontrak pembuatan paket tabung gas elpiji dari rekanan sehubungan dengan terjadinya berbagai kasus ledakan gas di banyak tempat di Indonesia.

"Kita melakukan revisi itu dan meminta agar perusahaan pemasok harus yang sudah terakreditasi. Khusus untuk selang dan karet, Pertamina mungkin akan mendirikan pabrik," ujar Karen Agustiawan kepada ANTARA News di sela-sela pemberian bantuan bagi korban ledakan gas di SDN 7 Margahayu Bekasi, Selasa.

Ia mengaku tidak ingat perusahaan mana yang akan direvisi kontraknya, karena ada cukup banyak pemasok yaitu 71 perusahaan, sementara untuk 2010 ada tujuh perusahaan dan industri yang ditunjuk memasok perlengkapan paket untuk tabung dan asesorinya.

Dari hasil monitor menurut Karen ada beberapa produk yang kurang memenuhi syarat tapi tidak semua.

Terhadap perawatan tabung gas yang tahannya tiga tahun, ia menyatakan masih berkordinasi dengan Menko Kesra, kementrian perdagangan, industri dan ESDM.

"Mereka harus tahu bahwa tabung gas tiga tahun hidupnya dan setelah itu musti diganti asesoris. Ini yang perlu dibicarakan bersama. Program konversi gas itu sendiri sudah dilaksanakan secara bertahap sejak 2007," ujar alumni ITB itu.

Untuk menekan terjadinya ledakan gas, pihaknya akan melakukan penyuluhan di stasiun pengisian bahan bakar elpiji, agen dan sub agen. Program konversi minyak tanah ke elpiji telah menyelesaikan sebanyak 45 juta paket perdana berupa tabung gas 3 Kg beserta asesoris dan untuk 2010 akan dipasok lagi sebanyak 7-8 juta paket.

Wakil Presiden komunikasi perusahaan Pertamina Basuki Trikora Putra, menegaskan, akan melakukan perbaikan internal dalam menghindari terjadinya kasus ledakan gas.

Pihaknya telah melakukan perbaikan kabel di SPBE, memasang stiker tabung elpiji untuk menjadi perhatian bagi konsumen agar waspada, serta mengkomunikasikan kembali penggunaan elpiji dengan baik dan benar.

Selain itu tabung gas juga akan di tes tekanannya dan bagi yang masih baik saja boleh digunakan. "Kita akan tulis disetiap tabung tentang tentang dilakukan pengetesan kembali," ujarnya.

Basuki menegaskan belum ada penyebab kebakaran yang disebabkan oleh tabung gas elpiji ukuran 3 kg. Ia menegaskan berita-berita tentang adanya ledakan tabung itu tidak benar.

"Ledakan terjadi akibat kebocoran gas pada selang atau pada kompor. Masih banyak masyarakat yang tidak paham dengan potensi bahaya dari gas hingga perlu terus dilakukan penyuluhan," ujarnya menambahkan.
(ANT/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010