Malang (ANTARA News) - Kejuaraan Dunia Paralayang Nomor Akurasi Pendaratan (Paragliding Accuracy World Cup - PGAWC) yang berlangsung pada 3-6 Juni 2010, di Gunung Banyak, Batu, Malang, Jawa Timur, berhasil menempatkan atlet Indonesia, Wahyu Yudha, pada urutan ke- 4 dunia, dan menempatkan lima atlet Indonesia lainnya pada urutan 10 besar dunia.

Dalam kejuaraan itu, Jaka Gorenc (Slovenia , juara dunia 2009, hanya berada pada urutan ke-7 dunia. Kejuaraan itu dimenangkan oleh Juara dunia 2008, yaitu Feraric Matjaz (Slovenia) dan Quiang Sheng (China) di urutan ke-2, serta Franca Sead (Montenegro) di urutan ke-3.

Kejuaraan ini diikuti oleh 82 peserta dari 14 negara, terdiri atas 46 peserta luar negeri, dan 36 peserta dari Indonesia. Dalam kejuaraan itu, ada 10 peserta wanita. Negara yang mengikuti pertandingan , Slovenia, China, Montenegro, Indonesia, Serbia, Malaysia, Nepal, Switzerland, Hong Kong, Brunei, Belgium, Singapura, Filipina dan Korea Selatan.

Ketua Federasi Aero Sport Indonesia (FASI)- Paralayang , Joko Bisowarno, mengatakan, Indonesia diberi berkesempatan untuk menjadi tuan rumah kejuaraan dunia paralayang untuk pertama kalinya sepanjang sejarah, karena Indonesia banyak memiliki lokasi penerbangan yang indah dan dipandang menarik.

Ia menambahkan, diipilihnya Gunung Banyak sebagai lokasi kejuaraan dunia, karena lokasi itu memiliki kontur pegunungan yang sulit untuk pertandingan nomor akurasi pendaratan. Dengan demikian, kemampuan dan ketrampilan atlet untuk menguasai medan & peralatannya adalah sangat diperlukan.

Kejuaraan dunia ini adalah kejuaraan dunia paralayang pembuka untuk 4 seri yang akan digelar di tahun 2010. Tiga seri kejuaraan berikutnya akan diadakan di Croatia (6-8 Agustus), Bosnia (20-22 Agustus), dan Austria (1-3 Oktober) 2010. Mudah-mudahan paralayang Indonesia tetap bisa mempertahankan prestasinya kedepan.

Joko juga menambahkan, Indonesia selama ini sulit bisa menembus rangking dunia, karena banyaknya atlet Indonesia yang potensial kesulitan untuk mengikuti berbagai kejuaraan di luar negeri. Namun saat kejuaraan paralayang berhasil diadakan di Indonesia, maka atlet Indonesia langsung membuktikan bahwa Indonesia mampu bersaing dengan atlet paralayang dunia.

"Beruntung cabang olahraga Paralayang telah resmi disepakati untuk masuk cabang olah raga baru pada Sea Games 2011," katanya.

Paralayang selama ini belum mendapatkan perhatian yang khusus dari pemerintah. Walaupun paralayang telah memberi kontribusi tujuh medali emas (dari delapan medali emas tersedia untuk cabor paralayang) pada Asian Beach Games 2008 lalu, namun alokasi dana Pemerintah bagi pengembangan olah raga ini masih dirasa kurang.

Menurut Joko, lokasi penerbangan paralayang yang ada di Indonesia, lebih banyak dibangun dan dipelihara oleh komunitasnya, daripada oleh pemerintah. Peralatan pertandingan juga lebih banyak dilakukan secara swadaya oleh atlit sendiri, daripada disediakan oleh pemerintah.

Keterbatasan prestasi ini lebih banyak disebabkan oleh keterbatasan dana. Oleh karenanya, dengan adanya prestasi pada kejuaraan dunia kemarin, diharapkan pemerintah lebih serius memperhatikan cabang olah raga paralayang ini, sehingga olah raga ini dapat berkembang dan berprestasi secara baik di kancah Asia atau dunia, demikian Ketua FASI-Paralayang tersebut.
(T.EU/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010